Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disbudpar Banten Diminta Serius Kelola Pariwisata

Kompas.com - 25/01/2015, 11:04 WIB
SERANG, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Banten meminta Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) mulai serius dalam mengelola potensi pariwisata di Banten, dengan melakukan penataan serta kordinasi dengan pihak terkait.

"Kami melihat beberapa daerah lain yang pernah dikunjungi pariwisatanya maju dan semua masyarakatnya sadar wisata seperti di Yogyakarta. Kami, DPRD mengharapkan Banten bisa lebih dari itu, karena potensinya bagus dan wilayahnya juga strategis dekat dengan ibu kota negara," kata Wakil Ketua DPRD Banten, Muflikhah di Serang, Jumat (23/1/2015).

Ia mengatakan pengelolaan pariwisata tidak bisa berdiri sendiri karena harus ada keterlibatan dan kepedulian pihak lain atau SKPD lain serta kabupaten/kota.

Muflikhah mencontohkan infrastruktur jalan menjadi tanggung jawab Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR), begitu juga sarana dan prasarana lainnya di jalan seperti rambu dan penerangan jalan umum menjadi tanggung jawab dinas perhubungan dan dinas pertambangan.

"Nah apakah di Banten ini sudah sampai belum ke arah itu dalam mengelola pariwisata? Kami melihat masih banyak kekurangan jika dibandingkan daerah lain," kata politisi PPP tersebut.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Deretan bangunan lumbung padi (leuit) milik warga Baduy, Kabupaten Lebak, Banten. Warga Baduy menyimpan gabah hasil panen padi huma di dalam lumbung untuk persediaan karena mereka menabukan jual-beli beras atau gabah.
Sehingga, lanjut Muflikhah, jika potensi pariwisata tersebut digali dengan baik, akan mendatangkan atau menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta masyarakat di sekitar destinasi wisata juga akan mampu meningkatkan kesejahteraannya.

"Selain wisata pantai yang panjang, Banten juga terkenal dengan wisata religiusnya. Kami melihat belum ditata dengan baik," katanya.

Oleh karena itu, menurut Muflikhah, melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten yang baru, yang memiliki latar belakang dan jiwa budayawan, diharapkan akan mampu menata dan membuat program yang bagus demi memajukan pariwisata di Banten. "Diharapkan Disbudpar provinsi, akan mampu mengkordinasikan dengan dinas terkait serta kabupaten/kota untuk melakukan penataan destinasi wisata di Banten," katanya.

"Kalau daerah lain biasanya ada pusat oleh-oleh dan pusat budaya, di Banten ini setahu saya belum ada. Padahal itu menjadi salah satu daya tarik dan bisa mengangkat perekonomian masyarakat," ujar Muflikhah.

Sementara itu Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banten M Ali Fadillah mengatakan, kegiatan pariwisata adalah kegiatan atau aktivitas yang tidak lepas dari kegiatan budaya, sebagai daya tarik bagi wisatawan yang datang ke lokasi wisata.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Para pemain debus tampil dalam Festival Debus Banten 2014 di kawasan Mercusuar, Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/8/2014). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Banten Beach Festival 2014 yang memasuki tahun kelima.
Masyarakat yang akan menyambut wisatawan yang datang ke lokasi wisatawan juga harus melayani dengan kegiatan budaya, sadar wisata serta dengan cara-cara yang beradab. "Paling utama untuk membangun pariwisata itu masyarakatnya harus sadar wisata, menjaga kebersihan, perilaku dan sikap. Sehingga wisatawan yang datang akan terkesan dan nyaman," kata Ali.

Selain itu, modal lainnya untuk membangun pariwisata adalah destinasi yang memiliki daya tarik dengan segala keunikan dan kelebihan yang dimilikinya, fasilitas pendukung seperti infrastruktur, akomodasi dan semua hal yang dibutuhkan orang dalam kegiatan berwisata harus disiapkan.

"Untuk mewujudkan ini semua, membutuhkan komitmen yang kuat dari kabupaten/kota dan pihak terkait serta paling utama dukungan masyarakat," tambah Ali Fadillah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com