Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tapak Kaki Raksasa, Daya Tarik Tapak Tuan

Kompas.com - 11/02/2015, 14:04 WIB
JIKA di Tanah Minang, Sumatera Barat, ada legenda Malin Kundang dengan jejak batu menyerupai orang sedang bersujud di kawasan Pantai Air Manis, di Aceh ada legenda Tuan Tapa dengan jejak tersohor berupa tapak kaki raksasa selebar 2,5 meter dan panjang 6 enam di Gunung Lampu, Tapak Tuan.

Legenda dan jejak tapak kaki itu menjadi daya tarik Tapak Tuan. Keberadaannya pun menimbulkan keingintahuan para pendatang ataupun wisatawan.

Tapaktuan merupakan ibu kota Aceh Selatan. Kota ini terletak sekitar 500 kilometer dari ibu kota Aceh, Banda Aceh. Tapak Tuan berasal dari dua suku kata tapak dan tuan. Penamaan itu tidak terlepas dari legenda Tuan Tapa dan keberadaan tapak kaki raksasa di sana. Legenda ini menjadi cerita rakyat turun-temurun dan dipercayai hingga saat ini.

Juru kunci obyek wisata tapak kaki Tuan Tapa, Chaidir Karim (49), mengisahkan, dahulu hidup seorang petapa sakti bertubuh raksasa bernama Syech Tuan Tapa. ”Ia sering bertapa ataupun bersemadi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan-nya di sebuah bukit yang kini disebut Gunung Tuan di Tapak Tuan,” tutur Chaidir, yang ditetapkan sebagai juru kunci oleh dinas kebudayaan dan pariwisata setempat lima bulan lalu.

Suatu ketika, menurut Chaidir, ada sepasang naga dari daratan Tiongkok menemukan bayi perempuan manusia dengan tanda tahi lalat di perut terapung sendirian di tengah lautan Samudra Hindia. ”Mereka menyelamatkan bayi itu dan merawatnya hingga tumbuh jadi anak perempuan di bukit yang kini disebut Gunung Alur Naga,” ungkapnya penuh keyakinan.

Beberapa tahun berlalu, keberadaan sepasang naga dan anak perempuan itu sampai ke telinga raja dan permaisuri Kerajaan Asralanoka, sebuah kerajaan di kawasan Samudra Hindia. ”Raja dan permaisuri itu kehilangan anak perempuannya ketika berlayar di Samudra Hindia beberapa tahun silam. Mereka curiga anak perempuan yang dirawat kedua naga adalah anak mereka,” katanya.

Setelah mengecek sendiri, Chaidir meneruskan, raja dan permaisuri yakin bahwa anak perempuan itu adalah anaknya. Mereka memintanya kepada kedua naga, tetapi ditolak. Mereka pun membawa lari anak perempuan itu ke kapal dan pergi menyusuri lautan. Kedua naga marah dan mengejar mereka hingga terjadi pertempuran di atas lautan.

Pertempuran itu mengusik persemadian Tuan Tapa. Ia ke luar dari gunung dan melangkahkan kaki kanan di karang untuk melontarkan tubuh ke laut tempat pertempuran. ”Jejak kaki itu membekas di karang yang kini disebut di Gunung Lampu. Orang-orang menyebutnya Tapak Tuan dan menjadi cikal-bakal nama Tapak Tuan,” tuturnya.

Chaidir menceritakan, Tuan Tapa berniat menyelamatkan anak perempuan itu agar tidak menjadi korban pertarungan tersebut. Ternyata, hal itu membuat marah kedua naga dan terjadi pertarungan antara Tuan Tapa dan kedua naga.

Singkat cerita, pertarungan dimenangi Tuan Tapa dan kedua naga tewas. Adapun raja dan permaisuri kembali memiliki anaknya. Mereka bersama pengikutnya menetap di Aceh Selatan. Mereka tidak bisa kembali ke Kerajaan Asralanoka karena kapalnya rusak ketika pertempuran. ”Konon, mereka menjadi nenek moyang masyarakat Tapak Tuan saat ini,” ujarnya.

Cerita legenda itu diyakini masyarakat setempat hingga sekarang. Ada sejumlah bukti yang diyakini, antara lain tapak kaki raksasa Tuan Tapa di Gunung Lampu. Ada pula karang yang menyerupai topi dan kopiah Tuan Tapa yang terlepas ketika pertarungan yang terletak 50 meter dari tapak kaki raksasa.

Ada karang berbentuk hati di Desa Batu Itam dan sisik naga di Desa Batu Merah yang letaknya sekitar 5 kilometer dari jejak kaki raksasa tersebut. Konon itu bekas potongan tubuh naga jantan yang kalah bertarung.

Selain itu, ada pula karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, yang terletak 20 kilometer dari tapak kaki raksasa. Konon itu sisa kapal raja dan permaisuri Kerajaan Asralanoka yang hancur ketika pertempuran.

Ada pula makam raksasa dengan lebar 2 me- ter dan panjang 15 meter di Masjid Tuo, Kelu- rahan Padang, Tapak Tuan, yang letaknya sekitar 1 kilometer dari tapak kaki raksasa. ”Konon makam ini tempat peristirahatan terakhir ataupun tempat menghilangnya Tuan Tapa seminggu setelah pertarungan,” kata Chaidir.

Diminati wisatawan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com