Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sehari di Kota Makassar

Kompas.com - 16/02/2015, 13:05 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Kota Anging Mamiri, begitulah sebutan untuk ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Julukan tersebut diambil dari lagu daerah Makassar yang berarti "angin bertiup". Terletak di dekat pantai, Kota Makassar hanya berjarak 20 kilometer dari Bandara Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, pada tahun 2014, sekitar 3.051.000 wisatawan berkunjung ke kota ini untuk berwisata.

Kota Makassar menawarkan beberapa wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Bandara Sultan Hasanuddin sebagai hub di kawasan timur Indonesia, seringkali menjadi tempat transit. Jika Anda punya waktu sehari atau sedang transit di Makassar, Berikut beberapa wisata yang dapat dikunjungi dalam sehari.

Bersantai di Benteng Fort Rotterdam

Benteng Ujung Pandang, begitulah nama benteng ketika masih dijadikan sebagai markas pasukan Kerajaan Gowa. Benteng yang dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh Raja Gowa ke-9, dapat menjadi obyek wisata yang Anda kunjungi. Luas bangunan mencapai 3 hektar ini

Jika dilihat dari atas, benteng yang juga tempat pembuangan Pangeran Diponegoro ini berbentuk seperti penyu. Raja Gowa membangun dengan alasan Kerajaan Gowa dapat berjaya di laut maupun di darat seperti hewan penyu yang dapat hidup di dua habitat.

Benteng Fort Rotterdam tidak memungut biaya apapun jika Anda ingin memasuki bangunan bersejarah ini. Sambil menunggu senja, Anda dapat duduk santai di pelataran bangunan maupun di luar dengan ditemani angin laut yang bertiup sejuk.

Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Wisatawan mengunjungi Museum La Galigo, Makassar, Rabu (11/02/2015).

Mengunjungi Museum La Galigo

Terletak di dalam Benteng Fort Rotterdam, museum ini menawarkan koleksi museum seperti perjalanan sejarah Benteng Ujung Pandang, lukisan prasejarah, alat batu prasejarah, koleksi kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan seperti Kerajaan Luwu, Bone, dan Gowa, koleksi alat pertanian, pelayaran, baju adat, dan benda-benda pusaka lain.

Untuk menuju museum yang diambil dari nama karya sastra klasik dalam bahasa bugis ini, Anda dapat menuju Fort Rotterdam yang berlokasi di Jalan Ujung Pandang Nomor 2, Makassar. Dari pintu gerbang benteng, bangunan museum berada di sisi kiri. Harga tiket masuk museum sebesar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Jam buka museum mulai dari hari Senin-Minggu mulai pukul 08.00 samapi 16. 00 WITA.

Berfoto di Anjungan Pantai Losari

Belum lengkap rasanya pergi ke Makassar jika tak berkunjung ke ikon kota Makassar yaitu Pantai Losari. Berfoto di depan tulisan Pantai Losari yang berada di ujung anjungan merupakan ritual wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Makassar. Selain tulisan Pantai Losari, Anda dapat menemukan tulisan seperti Mandar, Bugis, City of Makassar, Toraja, dan Bugis.

Anda dapat berkunjung ketika sore hari ataupun malam hari. Malam hari di sekitar anjungan, terdapat penyewaan mainan untuk anak-anak seperti mobil-mobilan dan otopet. Jika Anda pemburu matahari terbenam, di Pantai Losari adalah pilihan yang tepat karena menghadap langsung ke arah barat. Tidak ada biaya yang dikeluarkan jika ingin berkunjung ke sini.

Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Menyantap seporsi kuliner pisang epe dengan baluran saus gula merah rasa durian di pinggir Anjungan Pantai Losari, Rabu (11/02/2015).

Menikmati Kuliner Pisang Epe dan Sarabba

Di dekat Anjungan Pantai Losari, Anda dapat mencicipi salah satu kuliner khas Makassar yaitu Pisang Epe beserta teman menyantapnya yaitu sarabba. Proses pembuatan Pisang Epe adalah dipanggang menggunakan arang. Sementara pisang yang digunakan ada Pisang Epe. Setelah dipanggang, pisang akan ditekan hingga pipih kemudian dilumuri dengan pilihan saus seperti gula merah, durian, cokelat, dan keju.

Ketika masih panas, Pisang Epe cocok disantap dengan sarabba. Sarabba merupakan minuman hangat khas Makassar yang juga berguna meningkatkan stamina, melancarkan peredaran darah, mengatasi perut kembung, dan mengobati influenza. Berbahan dasar gula merah, jahe, santan, susu, garam, merica, biji pala, dan kayu manis, minuman ini dapat Anda coba ketika berada di Kota Makassar. Untuk menikmati kedua kuliner tersebut, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 15.000.

Menyantap Palubasa

Kuliner di Makassar memang tak ada habisnya. Ada satu jenis kuliner berkuah yang mirip dengan Coto Makassar. Kuahnya terasa lebih beraroma, santannya lebih kental, dan serbuk kelapa sangrai terasa menyatu. Anda dapat memilih daging atau ditambah jeroan seperti paru, hati,dan usus untuk isi Palubasa. Anda juga akan ditawari telur kuning untuk campuran Palubasa.

Untuk menyantap kuliner ini, Anda dapat datang ke Jalan Serigala, Makassar. Terletak di pinggir jalan yang tak terlalu besar, tempat makan ini buka pukul 11.00 WITA – 22.00 WITA. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 30.000 untuk satu porsi palubasa beserta es teh manis. Warung Palubasa ini selalu ramai dikunjungi. Dengan hanya kapasitas sekitar 40 orang, pengunjung rela mengantri. Jika Anda tidak mau kehabisan, datanglah lebih awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com