Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Cihuni Angkat Ekonomi Lokal melalui Pariwisata

Kompas.com - 05/03/2015, 15:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com– Kampung Cihuni selama dua tahun terakhir mulai menata ekonomi lokal melalui pariwisata Gunung Parang. Wawan Lukman Hidayat pengelola Badega Gunung Parang yang juga salah satu warga Kampung Cihuni mengatakan selama ini banyak nafkah ke kota padahal di kampungnya banyak potensi yang dapat digali.

“Potensi seperti Gunung Parang, Waduk Jatiluhur, kebun, sawah itu merupakan potensi wisata yang dahsyat," kata Wawan kepada Kompas Travel beberapa waktu lalu.

Ia menceritakan bahwa sejak ia kecil, Gunung Parang sering dikunjungi para pemanjat dari dalam maupun luar negeri. Awalnya ia bersama para warga Kampung Cihuni hanya berencana membuat jalur menuju tebing dan gapura penanda.

“Dari potensi yang ada, kita ingin bangun tujuh zona. Ke depannya saya yakin masih ada potensi lain di akan datang”, ujarnya bersemangat.

Bersama 27 anggota Badega Gunung Parang dan bantuan sukarelawan Dani Daelami atau kerap disapa Kang Dede, Wawan mulai membangun kampung wisata Gunung Parang. Dulu kawasan Badega menurutnya adalah tempat pembuangan sampah warga Cihuni. Namun para anggota Badega Gunung Parang berusaha untuk menyadarkan agar tidak membuang sampah sembarangan.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Suasana di area wisata alam Badega Gunung Parang, Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Badega Gunung Parang merupakan obyek wisata alam yang menawarkan pengalaman berpetualang memanjat tebing hingga mendaki gunung kepada pengunjung.

Nama Badega Gunung Parang merupakan pemberian Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Badega berarti penjaga. Bupati mengharapkan warga Kampung Cihuni dapat menjaga sekeliling Gunung Parang dari penebangan gunung liar, pembunuhan satwa, dan penambangan liar.

“Dengan dibukanya wisata Gunung Parang yang menjual alam, maka dengan sendirinya harus menjaga alam itu,” tutur pria berumur 30 tahun ini.

Wawan menjelaskan bahwa saat ini Badega Gunung Parang seperti sayap kecil dan suatu saat nanti kepakkannya akan menjadi besar. Badega akan beriringan dengan visi Bupati Purwakarta dengan mengangkat Budaya Sunda dan pariwisata.

Wisata Alam dan Budaya

Badega Gunung Parang menawarkan wisata alam dan budaya bagi para wisatawan yang berkunjung. Dari mulai penjelajahan hutan Gunung Parang, pemanjatan Gunung Parang, wisata budaya di sekitar Kampung Cihuni, hingga berkemah di kaki Gunung Parang.

Untuk wisatawan yang ingin memanjat Tebing Parang, pengelola telah menyiapkan alat-alat panjat tebing mulai dari harness, tali kermantel, helm, hingga sepatu panjat. Wisatawan akan diajak merasakan sensasi memacu adrenalin dalam olahraga panjat tebing.

Kompas.com / Roderick Adrian Mozes Suasana di area wisata alam Badega Gunung Parang, Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Badega Gunung Parang merupakan obyek wisata alam yang menawarkan pengalaman berpetualang memanjat tebing hingga mendaki gunung kepada pengunjung.

Jika wisatawan ingin mencoba jelajah hutan Gunung Parang, pemandu akan mengantarkan ke puncak Gunung Parang. Perjalanan akan dimulai sebelum matahari terbit. Wisatawan dapat melihat lanskap Waduk Jatiluhur yang mengelilingi Purwakarta, persawahan dan pemukiman.

Menurut Wawan, untuk menikmati pilihan wisata di Badega Gunung Parang, wisatawan cukup mengeluarkan Rp 300.000 per orang. Biaya tersebut telah termasuk menginap, makan sebanyak tiga kali, makanan ringan, dan pemandu wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com