Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan Abaikan Akses Pelayanan dan Atraksi

Kompas.com - 20/03/2015, 19:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Langkah pemerintah menambah 30 negara yang mendapat bebas visa kunjungan singkat ke Indonesia adalah salah satu upaya daya tarik wisata. Upaya penting yang seharusnya tidak diabaikan pemerintah, yaitu pemerataan akses destinasi, atraksi, dan pelayanan.

Hal itu disampaikan peneliti Center for Event and Tourism Studies Prasetiya Mulya Business School Agus W Suhadi kepada Kompas di Jakarta, Kamis (19/3/2015). ”Tiga unsur utama dalam pariwisata adalah akses, atraksi, dan pelayanan. Namun, ketiga unsur ini belum banyak dimiliki daerah tujuan wisata,” ujar Agus.

Mengenai akses, Agus menyatakan, minimnya infrastruktur dari satu destinasi ke destinasi lain, seperti, jalan, dan transportasi. Akibatnya, turis mancanegara sulit menuju destinasi di pelosok Indonesia tertentu.

Agus mengatakan, kekayaan alam dan budaya belum masif dikemas secara menarik dalam paket atraksi wisata. Misalnya, pesona di Gunung Bromo, Jawa Timur. Turis hanya disuguhi keindahan alam. Mereka juga sering mengeluh pelayanan transportasi dan penginapan.

”Pengemasan hingga pemasaran atraksi wisata harus melibatkan masyarakat. Masyarakat diajak melestarikan kekayaan budaya, lalu dijual secara kreatif. Jargon Sapta Pesona itu bukan iklan semata, melainkan wujud komitmen masyarakat di daerah wisata,” kata Agus.

Sapta Pesona merupakan sebutan bagi tujuh unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Ketujuh unsur itu adalah keamanan, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Dengan Sapta Pesona, masyarakat bukan sekadar penonton, melainkan partisipan.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi wisatawan saat mengunjungi pasar tradisional di Pasar Ubud, Gianyar, Bali beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Kreatif dan MICE Budyarto Linggowiyono berpendapat, penambahan negara yang mendapat bebas visa adalah bonus bagi industri MICE. Bonus, misalnya, diversifikasi asal negara pengguna industri sehingga target kunjungan wisatawan yang ditetapkan pemerintah tercapai.

Budyarto menyebutkan, kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2015 ditargetkan 10 juta wisatawan atau naik dari 9,3 juta tahun 2014. Target itu sebenarnya jauh di bawah target otoritas pariwisata Thailand (TAT) yang menargetkan 28 juta turis asing dan devisa 6,1 miliar dollar AS.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kebijakan bebas visa kunjungan singkat diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 15 persen. Jika pada 2014 jumlah turis asing ke Indonesia 9 juta jiwa, dengan kebijakan bebas visa kunjungan singkat ke Indonesia itu, jumlah wisatawan diharapkan naik menjadi 20 juta jiwa pada akhir 2019. (MED)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com