Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagai Pulau Rahasia, Satonda Cantik nan Perawan

Kompas.com - 10/04/2015, 14:03 WIB
Hadassah Alexandria

Penulis

KOMPAS.com - Mari kita telusuri salah satu tempat yang merupakan jejak letusan Gunung Tambora, bernama Pulau Satonda. Pulau ini terletak di sebelah Barat Laut dari Gunung Tambora. Untuk datang ke pulau ini bisa dengan menggunakan kapal nelayan dari penduduk Desa Nangamiro.

Perlu waktu sekitar 25 menit dengan harga sewa kapal Rp 400.000 per kapal. Sebelum sampai di pulau saja, sambutan hamparan pasir putih serta tanaman tapak kuda yang menghiasi pesisir pantai tersebut tampak di depan mata. Saya semakin tidak sabar menanti keindahan lainnya yang akan ditawarkan oleh Pulau Satonda.

Sekedar informasi, Pulau Satonda sering dijadikan sebagai pulau persinggahan atau pelabuhan sementara bagi para nelayan atau kapal-kapal yang membawa para wisatawan yang hendak menuju Labuan Bajo atau Pulau Komodo. Sejak tahun 1999, pulau ini juga sudah ditetapkan sebagai Taman Wisata Laut di bawah pengelolaan Balai Konservasi.

Selama perjalanan menempuh Pulau Satonda, laut biru tua menghantarkan kedatangan saya menuju pulau tersebut. Betapa bersihnya laut tersebut sampai saya bisa melihat perkiraan seberapa dalam laut tersebut.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Ilustrasi Nelayan
Sesampainya di sana, jembatan kayu yang tidak terlalu panjang, beberapa kursi santai, serta gapura “Welcome to Satonda Island” menyambut kedatangan kami. Saya semakin tidak sabar untuk menjelajahi ke dalam seperti apa pulau ini. Terdapat toko yang menjual suvenir, makanan, dan minuman. Ada pula bungalow yang dapat disewa untuk menginap di pulau ini.

“Tetapi semenjak bungalow ini dibangun, belum ada tamu yang menginap. Mereka lebih banyak singgah di pulau ini dan bermalam di kapal yang mereka naiki," ungkap seorang penjaga Pulau Satonda.

Di dalam pulau ini, terdapat danau berair asin atau Danau Motitoi. Di dalamnya terdapat ikan yang konon katanya merupakan ikan jenis purba. Selain itu, pinggiran danau terdapat batu jenis koral. Biasanya batu jenis ini bisa kita dapatkan di laut.

Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti Eropa dan Indonesia, pulau ini dulunya merupakan pulau gunung api yang pernah meletus pada zaman purba dan membentuk sebuah kawah. Terciptanya danau air asin tersebut memiliki beberapa versi dari para peneliti, tetapi penelitian yang memiliki dugaan paling kuat yaitu danau ini tercipta akibat tsunami yang dihasilkan dari letusan Gunung Tambora pada tahun 1815.

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Batu-batu digantung di pohon di pinggir danau air asin Pulau Satonda tiga kilometer dari semenanjung Sanggar di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/6/2011). Pulau gunung api seluas 2.600 hektare ini telah dijadikan taman wisata laut.
Pohon, batu, dan permohonan

Selain danau, terdapat hal menarik lainnya yang bisa didapatkan dalam pulau ini, yaitu pohon yang dipercaya dapat mengabulkan permohonan. Cara melakukan permohonan adalah dengan menggantungkan batu koral dengan tali. Gantungkan batu di pohon tersebut sambil menyebutkan permohonan.

Hal yang saya lewatkan sebelum meninggalkan pulau ini adalah melihat rupa pulau tersebut dari atas puncak bukit yang mengelilingi danau air asin tersebut. Pengunjung dapat mendaki bukit tersebut dengan berjalan kaki dan menempuh waktu kurang lebih satu jam untuk bisa sampai di puncak dan melihat keindahan pulau tersebut.

Saya menyebut pulau ini “secret island”, karena banyak hal yang tersembunyi yang terdapat dalam pulau ini. Tak lupa untuk dilewatkan bahwa pulau ini masih “perawan” alias belum banyak sampah. Ayo, tapakkan kaki di pulau ini!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com