Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambora Jadi Motor Penggerak Wisata

Kompas.com - 14/04/2015, 13:52 WIB
DOMPU, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyambut positif penetapan Gunung Tambora sebagai taman nasional dan dukungan pemerintah pusat untuk menggelar festival tahunan di wilayah itu. Tambora akan menjadi salah satu motor penggerak pariwisata NTB, terutama di Pulau Sumbawa.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) M Faozal, ketika dihubungi pada Minggu (12/4/2015), mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB menyambut baik rencana itu. ”Kami merasa bersyukur sekaligus menjadi tantangan bagi NTB untuk merancang kemasan festival yang baik,” kata Faozal.

Dalam puncak peringatan 200 tahun letusan dahsyat Gunung Tambora tahun 1815 yang digelar di Kabupaten Dompu, Sabtu (11/4/2015), Presiden Joko Widodo meresmikan Taman Nasional Gunung Tambora. Taman nasional itu menggabungkan wilayah yang sebelumnya berstatus cagar alam, suaka margasatwa, dan taman buru seluas 71.645 hektar. Taman Nasional Gunung Tambora ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Nomor 111/MenLHK/-II/2015 tanggal 7 April 2015.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Peserta Tambora Bike memasuki etape terakhir dari Pidang, Sumbawa Besar, menuju Doro Ncanga, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (11/4/2015). Etape terakhir akan ditempuh sejauh lebih dari 120 kilometer.
Presiden juga menyatakan, Kementerian Pariwisata akan membiayai festival tahunan di Tambora sebagai ajang promosi wisata bagi NTB, terutama Kabupaten Dompu dan Bima. Dua kabupaten tersebut saling berbagi wilayah Tambora.

Faozal mengatakan, pihaknya akan mendukung pemerintah kedua kabupaten tersebut untuk menyiapkan infrastruktur pendukung wisata, salah satunya kesiapan akomodasi di sekitar wilayah Tambora. ”Kami juga bertanggung jawab dalam bidang promosi wisatanya,” kata Faozal.

Berdasarkan pemantauan Kompas selama mengelilingi wilayah kaki Tambora di sisi Kabupaten Dompu dua pekan terakhir, fasilitas penginapan masih minim. Di sekitar sabana Doro Ncanga, salah satu daya tarik utama wisata alam di kaki Tambora, bahkan tidak ada penginapan.

Penginapan terdekat terdapat di Dusun Pancasila, Kecamatan Pekat, yang berjarak 54 kilometer dari Doro Ncanga. Dusun Pancasila merupakan pintu pendakian utama ke Tambora. Alternatif lain penginapan ada di ibu kota Kabupaten Dompu yang berjarak 81 kilometer dari Doro Ncanga. Namun, jumlah hotel di pusat kabupaten itu pun terbatas.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Hendra Wijaya, peserta lomba lari Trans-Sumbawa 200 dalam rangkaian Kompas Tambora Challenge 2015, disambut siswa SD Negeri Alas 7 di Kecamatan Alas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/4/2015). Lomba lari yang diikuti delapan peserta dengan 25 pelari pendamping ini dilepas dari Poto Tano dan finis di Doro Ncanga yang berjarak sekitar 320 kilometer.
Tantangan

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Dompu sekaligus penggiat otomotif off-road, Yuhasmin, menyambut baik rencana pengembangan wisata di Tambora. Bagi penggemar off-road, medan Tambora menyajikan tantangan yang menggiurkan sekaligus pemandangan alam yang indah.

”Kami berupaya terus menggelar acara off-road di Tambora agar makin dikenal oleh komunitas otomotif di Indonesia,” katanya. Salah satunya adalah rencana menggelar off-road mobil 4 x 4 tahun depan yang belum pernah digelar di Tambora.

Warga di kaki Tambora pun berharap banyak pada pengembangan pariwisata Tambora. Salah satu yang telah merasakan dampak positif selama penyelenggaraan Tambora Menyapa Dunia adalah pemilik warung dan kios kelontong di desa-desa di kaki gunung itu.

KOMPAS/RIZA FATHONI Pemandangan Gunung Rinjani dari udara, Rabu (25/3/2015).
”Omzet usaha paling tidak meningkat 30 persen. Banyak orang yang makan di warung atau belanja di kios,” ujar Asmawati, pemilik kios kelontong dan warung makan di Desa Doro Peti, Kecamatan Pekat, Dompu. Warung Asmawati berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi pusat acara di Doro Ncanga.

Asmawati mengatakan, peningkatan juga terasa pada wisatawan yang bertujuan mendaki gunung setinggi 2.850 meter dari permukaan laut itu. ”Biasanya yang mendaki puluhan orang saja. Sejak ada Tambora Menyapa Dunia, ratusan orang datang,” katanya.

Ia berharap kegiatan seperti ini semakin membuat banyak orang mengenal Tambora dan sering datang berkunjung. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com