Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelam Pemula Turut Andil Merusak Karang

Kompas.com - 02/05/2015, 12:16 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyelam bisa jadi pilihan untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Namun, siapa sangka para penyelam, khususnya pemula, turut andil dalam merusak karang di Indonesia. “New divers, mereka juga merusak karang, mereka pegang karang, injak karang,” kata konsultan wisata bahari Christian Fenie saat menggelar talkshow di acara Deep and Extreme, di Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Menurut Fenie, banyak penyelam-penyelam pemula yang tidak paham mengenai karang dan dengan bebasnya menyentuh karang-karang itu. Selain itu, minimnya keterampilan yang dimiliki membuat mereka tidak bisa mengatur diri mereka saat menghadapi arus.

Education (yang terpenting). Kalau kamu punya skill, spotnya sesuaikan sama kamu punya skill, kalau kamu sudah jago tentu tidak akan bikin rusak. Kalau yang tidak punya skill jangan dulu di laut di mana ada karang yang bagus,” tambah Fenie.

Fenie menyayangkan adanya operator-operator wisata bahari yang menawarkan aktivitas menyelam tanpa memperhatikan prosedur dan ketentuan yang ada. Para operator, menurut Fenie, cenderung mementingkan keuntungan bagi mereka sendiri tanpa melihat kelestarian alam ke depannya.

“Ini kan karena para operator membawa orang-orang sembarangan ya mereka jadi pegang sembarangan, rusak semua, yang penting bayar. Mereka (operator wisata) tidak pusing, kita yang pusing,” lanjut Fenie.

Pengalaman selama 35 tahun di laut Indonesia membuat Fenie paham betul mengenai kondisi laut Indonesia saat ini. Banyak karang-karang mati akibat ulah tangan manusia dan juga kondisi alam.

“Tsunami, arus juga menghancurkan karang, tapi itu alam, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi alat tangkap ikan, bom, jangkar, limbah beracun, itu semua kena karang dan merusak ekosistem,” jelasnya.

Fenie menambahkan, data menyebutkan tahun 1980 Indonesia berpotensi menjadi pemilik karang nomor 1 di dunia. Kini, di 2015 Indonesia hanya berada di posisi ke-35 dan dengan status terancam. Jika tidak melakukan pembenahan, Fenie pun mengakui tidak menutup kemungkinan seluruh karang di Indonesia bisa mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com