Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Hutan Pelawan di Bangka Tengah

Kompas.com - 03/05/2015, 10:32 WIB
KOBA, KOMPAS.com - Pulau Bangka di Provinsi Bangka Belitung tak hanya dikenal dengan pantai-pantainya yang indah. Masih banyak obyek wisata lain yang layak "dijual" kepada wisatawan. Jika Anda tak suka pantai dan museum, jangan khawatir, Pulau Bangka masih menyimpan tempat yang sejuk untuk didatangi yakni Hutan Pelawan.

Apa yang istimewa dari hutan ini? Tentu ada yakni keberadaan pohon pelawan, jamur pelawan dan madu pahit. Jumat (24/4/2015) lalu, rombongan fam trip yang diundang Disbudpar Bangka Belitung mengunjungi Hutan Pelawan di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Hutan Pelawan di Kabupaten Bangka Tengah sebagai salah satu obyek wisata di Provinsi Bangka Belitung.
Keinginan mendatangi Hutan Pelawan gara-gara tertarik mendengar cerita jamur pelawan, pohon pelawan dan madu pahit. Meski gerimis, namun keinginan kuat melihat Hutan Pelawan membawa rombongan memasuki kawasan sejauh 4-5 kilomeer usai santap siang, makan bedulang di Desa Namang. Di kiri-kanan, perkebunan lada penduduk di sepanjang jalan. Kadang diselingi tanaman buah naga.

Yang unik saat memasuki Hutan Pelawan adalah menemukan pohon pelawan. Pohon ini digunakan oleh penduduk setempat sebagai tiang penyangga tempat merambat tumbuhan lada yang banyak tumbuh di Bangka. Tatkala kulit pohon pelawan terkelupas, maka batangnya berwarna merah. "Penduduk banyak memanfaatkan kayu pelawan untuk kayu bakar. Walaupun basah, tak ngaruh untuk kayu bakar dan mudah terbakar," kata Erwin, pemandu wisata rombongan fam trip.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Pohon pelawan di Hutan Pelawan, Kabupaten Bangka Tengah. Hutan Pelawan merupakan salah satu obyek wisata di Provinsi Bangka Belitung.
Kelebihan lain Hutan Pelawan adalah keberadaan lebah yang menghasilkan madu pahit. Ini terjadi karena lebah-lebah tersebut mengisap serbuk bunga pohon pelawan, sehingga madu yang dihasilkan terbilang pahit yang menjadi produk khas Kabupaten Bangka Tengah.

"Hmmm... enak juga," kata Sri Agustina Emboen, pimpinan PT Zatina Tour & Travel setelah mencicipi satu sendok madu pahit tersebut. Bahkan perempuan yang berdomisili di Samarinda, Kalimantan Timur ini bersedia menyuapi para peserta fam trip yang tertarik ingin mencoba madu pahit hutan Pelawan. "Ayo, ayo sini saya suapin," katanya sembari menyodorkan sendok berisi madu pahit.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Jamur pelawan yang banyak tumbuh di Hutan Pelawan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Hutan Pelawan kini menjadi salah satu obek wisata di Babel.
Zaiwan, salah satu pengelola Hutan Pelawan mengatakan rasa madu pelawan memang agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Madu pahit ini dipercaya khasiatnya sebagai antiinfeksi untuk menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit.

Satu keunikan lainnya lagi, di Hutan Pelawan inilah tumbuh subur jamur pelawan yang dijadikan santapan lezat saat makan bedulang alias makan bersama di saung Desa Namang.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Hutan Pelawan di Kabupaten Bangka Tengah sebagai salah satu obyek wisata di Provinsi Bangka Belitung.
Keberadaan pohon pelawan dan jamur pelawan erat dikaitkan dengan kandungan timah yang masih banyak tersimpan di bumi Bangka. Penduduk Bangka percaya di mana banyak tumbuh pohon pelawan berarti di tanah tersebut mengandung timah. "Ada juga mitos bahwa kalau tak ada petir, jamur pelawan tak akan keluar alias tumbuh," katanya.

Benar atau tidak, Hutan Pelawan kini menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Bangka Tengah. Madu pahit dan jamur pelawan pun kini sangat mudah ditemukan wisatawan sebagai buah tangan di toko-toko oleh-oleh di kota Pangkalpinang.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Madu pelawan banyak dijual di toko oleh-oleh di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Lebah di Hutan Pelawan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Dari lebah inilah dihasilkan madu pahit khas Bangka yang selalu dicari wisatawan sebagai oleh-oleh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com