Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imaji Mutiara Senja di Senggigi

Kompas.com - 04/05/2015, 14:11 WIB
SENJA itu di Senggigi, salah satu pantai yang menjadi ikon Pulau Lombok. Saya terheran-heran seorang penjaja suvenir mendekati saya sambil membakar mutiara yang berkilauan. Tak jauh dari situ tampak seorang nelayan yang sibuk membenahi layar perahunya.

Di jalanan setapak para pelancong hilir mudik ke sana ke mari. Di balik tembok, mereka yang memiliki uang lebih sedang menikmati sore dengan tidur-tiduran di kursi malas tepian kolam renang, sembari menatap langit yang temaram.

Lombok, sebuah pulau yang diapit oleh Pulau Bali dan Pulau Sumbawa. Pulau ini teramat istimewa dan menjadi alternatif destinasi wisata selain Pulau Dewata. Gunung Rinjani yang megah hingga taburan gili-gili (pulau kecil) yang tersebar di sekeliling bumi Mataram.

Mendengar kata Lombok, maka akan dengan mudah menyebut Rinjani, Gili, dan Senggigi. Senja itu saya sengaja mengabiskan waktu di pantai yang menjadi ikon Pulau Lombok, padahal banyak pantai lain yang tak kalah indahnya. Senggigi begitu memikat, menurut saya terutama pesona matahari terbenam dan aktivitas penduduk sekitarnya.

Sesaat begitu menginjak pasir Pantai Senggigi, seorang penjaja cenderamata menghampiri saya. Dia menawarkan bermacam perhiasan yang sebagian besar berbahan mutiara. Nusa Tenggara Barat terkenal sebagai salah satu penghasil mutiara berkualitas di Indonesia, bahkan dunia juga mengakuinya.

Saya yang kebal dengan rayuan ala pedagang hanya manggut-manggut saja ketika dia memaparkan dagangannya penuh rayuan. Untuk memastikan kualitas mutiara, dia mengeluarkan sebuah korek gas lalu membakar salah satu butiran mutiara.

“Jika dia pecah, meleleh, atau retak maka mutiara ini palsu,” katanya sambil terus membakar mutiara yang mulai menghitam terkena jelaga.

Saya yang sudah dari awal tidak berminat membeli hanya bisa diam terpaku, betapa nekatnya orang ini membujuk saya hingga propertinya menjadi taruhan kepercayaan. Mutiara yang terbuat dari kalsium karbonat dan campuran mineral lain dari jenis tiram memang tidak akan berpengaruh dengan pemanasan, berbeda dengan plastik.

Untuk mengujinya dengan cara dibakar, saya hanya berpikir bagaimana jika manik-manik itu terbuat dari sejenis kaca? (Dhanang Dhave)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Imaji Mutiara Senja di Sengigi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com