Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Buku Kuliner Khas Bali

Kompas.com - 14/05/2015, 10:07 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Sebuah buku resep kuliner masakan tradisional hadir di Bali. Buku "Resep Kuliner Warisan Leluhur Bali" bisa menjadi salah satu panduan wisatawan sewaktu mencoba masakan lokal.

Buku “Resep Kuliner Warisan Leluhur Bali” ini merupakan kolaborasi antara juru masak makanan Bali Ketut ‘Gogonk’ Pramana, jurnalis Putu Setiawan, dan Sutradara film Erick EST. Ketiganya bekerja sama selama kurang lebih 3 bulan terakhir ini, dalam menyusun buku dokumentasi kuliner khas Bali ini. Peluncurannya dilaksanakan, Senin (11/5/2015) di Warung Tresni, Denpasar.

“Keinginan untuk menyusun buku ini sudah lama ada di benak saya. Tahun ini (2015) akhirnya saya putuskan buku ini harus jadi. Penyusunan buku ini sebenarnya berlatar belakang dari kelemahan kita sendiri. Harus diakui, kita di Bali tidak cukup aware dengan sekian banyak khasanah kebudayaan kita," jelas Gogonk.

Menurut Gogonk, yang menjadi kelemahan selama proses penyusunan itu ada di dokumentasi. "Kita sering membuat  sesuatu tanpa dokumentasi. Jika terjadi klaim mengklaim, maka kita seringkali berada dalam posisi kalah,” katanya.

Sebagai penekun kuliner Bali, Gogonk memang senang memasak masakan Bali.  Belakangan ini banyak sekali menu yang dimasak, yakni di daerah di Mengwi dan Singaraja di mana keluarga besarnya berasal.

Sepengetahuan Gogonk, menu warisan leluhur itu sudah tidak banyak yang tahu, di samping bahan yang semakin susah dicari, karena bahannya banyak ada di alam liar, di pasar tidak ada yang jual, "Itulah yang menjadi latar belakang saya untuk menyusun buku resep ini,” ujarnya.

Buku ini, lanjut Gogonk, pertama bertujuan untuk pendokumentasian seni memasak. Ia berharap suatu hari ada anak muda yang akan menggali lagi resep warisan milik para leluhur Bali ini, untuk dipopulerkan kembali.

Dalam buku setebal 114 halaman ini, masakan tradisional Bali, menurut Gogonk, bisa diklasifikasi menjadi 3 bagian yakni masakan  harian,  pesta, dan upacara. Isi buku ini hampir semuanya merupakan masakan  yang sifatnya untuk harian.

"Menu masakan Bali sendiri dipengaruhi oleh budaya agraris, sehingga bahan-bahannya itu tak jauh dari sawah, sungai, dan danau. Dalam buku ini, jenis masakan saya klasifikasikan menjadi masakan sambal, sayur dan daging. Sambal bagi kita di Bali menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari.  Dulu, daging tidak begitu penting. Kalau sudah ada sambal artinya kita sudah sudah makan, meski tanpa daging," paparnya.
 
Sebagian jenis masakan di buku ini tidak lazim, bahannya juga tidak lazim dan sebagian sudah langka seperti  ancruk (ulat sagu), capung, dan sebagainya.

"Jika kita mau menikmati masakan berbahan ancruk, setidaknya ada satu pohon sagu yang kita tebang. Kemudian ada capung, blauk, bluwang, dan sebagainya.  Tujuan akhir dari penyusunan buku ini adalah untuk memenuhi obsesi saya yang sebenarnya, yakni semua wisatawan yang datang ke Bali mau mencicipi masakan tradisional Bali," ujarnya.

Dalam pandangan Gogonk, Bali sudah berkecimpung di dunia pariwisata sejak tahun 1920-an. Namun yang didapat dari dunia seni memasak hampir tidak ada.

"Seni memasak yang dipertontonkan sedikit ekstrem, makanya menjadi tidak penting bagi wisatawan. Padahal pertimbangan orang saat bepergian adalah untuk menikmati masakan lokal. Harapan saya ke depan, anak-anak muda Bali mau kembali memasak masakan tradisional, sehingga Bali memiliki ikon masakan sendiri, seperti sushi di Jepang atau nacho di Meksiko. Ikon masakan Bali ini penting. Wisatawan yang datang ke Bali harus makan masakan khas Bali, karena itu merupakan pertimbangan mereka saat pergi berwisata,” kata Ketut ‘Gogonk’ Pramana.

Buku “Resep Kuliner Warisan Leluhur Bali” ini selanjutnya akan didistribusikan di beberapa toko buku seperti Gramedia dan Togamas. Buku juga bisa dibeli di Warung Tresni Denpasar. (Eka Juni Artawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com