Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgah di Gresik? Cicipi Nasi Krawu yang Langka

Kompas.com - 18/07/2015, 15:09 WIB
KOMPAS.com - Bicara tentang Kota Gresik terbersit dalam pikiran kita adalah sebuah kota dengan pabrik Semen Gresik. Tidak salah, namun jangan lupa jika di Gresik, ada kuliner khas kota itu yakni nasi krawu. Selain nasi krawu, kuliner lainnya yang menjadi khas adalah otak-otak bandeng atau kue pudak yang sudah sangat populer.

Sayangnya, saat ini nasi krawu mulai langka ditemukan. Penjualnya pun kebanyakan sudah turun temurun dan ada di area tertentu. Tidak cukup hanya mendatangi area perkotaan dan depot di pinggir jalan raya saja. Perlu menjelajah perkampungan warga supaya menemukan menu unik yang susah dijumpai di kota lain.

Seperti Depot Mbuk Marjani di Jalan Nyai Ageng Pinatih. Di tempat ini aneka menu khas Gresik buatan orang Madura tersedia. Nasi krawu dihidangkan dengan lauk yang bukan terbatas empal atau daging sapi goreng suwir saja.

Bali belut, bali tahu, babat goreng, babat bumbu kecap, usus goreng, paru goreng, dan semur usus sapi disiapkan sebagai lauk pendamping nasi krawu. “Daging suwir sudah pasti, serundeng, dan sambal petis belacan,” ujar Mu’amaroh, cucu Mbuk Marjani.

Lauk seperti bali belut atau semur usus sapi ini jarang ada di depot-depot penjual nasi krawu. Masakan seperti ini kebanyakan ditemui di tempat makan yang diolah orang Madura asli. Orang Madura merupakan pendatang yang menularkan aneka kuliner yang menjadi bagian kehidupan warga Gresik asli.

Nasi krawu sendiri di masa lalu merupakan makanan para pekerja di pelabuhan. Mbuk Marjani berjualan nasi krawu sudah lebih dari 40 tahun. Sebelumnya, dia menjajakan nasi krawu dan semur usus digendong keliling kampung.

“Delapan belas tahun belakangan ini menetap di Jalan Nyai Ageng Pinatih,” ucap Mu’amaroh.

Setiap jenis lauk diletakkan di atas piring besar. Semur usus diwadahi panci besar yang berada di atas kompor sehingga tidak pernah dingin. Jika dingin, kuahnya akan mengental (ngendhal) dan tak lagi menarik untuk dimakan.

Semur usus ini dibuat dari usus sapi bumbu bawang putih, bawang merah, lengkuas, dan sedikit kecap. Proses memasaknya cukup lama yaitu mulai pukul 03.00 hingga 08.00, itu pun tidak pernah diturunkan dari kompor.

“Usus kalau tidak lama merebusnya akan alot,” imbuh Munirah, saudara Mbuk Marjani.

Setiap hari, mereka membutuhkan babat 10 hingga 15 kilogram, daging suwir krawu delapan kilogram, dan delapan butir kelapa untuk membuat serundeng. Sedangkan sambalnya dibuat dari campuran petis dan belacan.

“Paling enak pakai belacan, menurut kami, lebih khas aromanya,” kata Munirah sembari menunjukkan semangkuk belacan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com