Kini patung hewan yang selalu menyertai setiap acara tradisi penobatan Raja ini menjadi salah satu koleksi pusaka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. "Banyak Dalang Sawung Galing. Itu merupakan simbol-simbol patung beberapa hewan yang menjadi gambaran sifat seorang Raja Yogyakarta," ujar Hadi Utomo (67), seorang Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat ditemui diacara pameran Benda Pusaka Keraton di kantor Dinas Kebudayaan DIY, Selasa (28/7/2015).
Banyak Dalang Sawung Galing merupakan pengabungan dari nama-nama hewan dalam bahasa Jawa. "Banyak" merupakan istilah Jawa untuk Angsa. "Banyak" atau Angsa melambangkan seorang pemimpin yang selalu waspada dan siap menghadapi setiap masalah. Selain itu, "Banyak" juga melambangkan sosok Raja yang siap melindungi keluarga dan seluruh rakyatnya.
"Hewan 'Banyak' itu kan selalu waspada. Kalau ada gerak gerik yang dirasa berbahaya, hewan 'Banyak' itu langsung bersuara untuk memberi peringatan dan melindungi teman lainya," ucapnya.
"Dalang" dalam bahasa Indonesia merupakan hewan rusa. Simbol "Dalang" diwujudkan dalam bentuk telinga yang lancip keatas melambangkan kesiagaan atau kewaspadaan terhadap ancaman musuh. "Dalang" juga dikenal lincah, gesit dan cepat. Seperti itulah Raja Yogyakarta, lincah, gesit dan cepat. "Meski lincah dan gesit, 'Dalang' atau rusa tetap tidak meninggalkan keelokannya," tegasnya.
"Sawung" sendiri, lanjut Hadi, merupakan istilah sebutan Jawa untuk ayam jago. Simbol ayam jago melambangkan keberanian seorang ksatria. Sementara "Galing" adalah burung merak yang melambangkan kewibawaan seorang Raja. Burung merak juga melambangkan sikap raja yang ramah dan memiliki kebaikan dalam hidupnya. "Banyak Dalang Sawung Galing itu akan dihadirkan di acara penobatan Raja. Sebagai perlambang sifat Raja itu sendiri," katanya.
Menurut Abdi Dalem yang telah mengabdi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningat selama 40 tahun ini, "Banyak Dalang Sawung Galing" yang dipamerkan di Kantor Dinas Kebudayaan DIY merupakan imitasi. Sementara yang asli ada di dalam Keraton karena telah menjadi salah satu pusaka. "Ini imitasi. Jadi pusaka bukan hanya senjata tetapi benda-benda seperti 'Banyak Dalang Sawung Galing' juga merupakan pusaka keraton," ujarnya.