Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri-British Council Kembangkan Wisata Mola di Wakatobi

Kompas.com - 09/08/2015, 14:39 WIB
WANGI-WANGI, KOMPAS.com - Apa yang menarik wisatawan sehingga datang ke Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara? Tiada lain keindahan pantai dan kekayaan bawah laut yang memesona ditambah lagi keberadaan Suku Bajo, suku pelaut yang telah menyebar di seluruh Nusantara bahkan kawasan Asia Tenggara. Perlahan-lahan nama Wakatobi kini mulai diperhitungkan sebagai salah satu tujuan wisata di Tanah Air.

Apalagi Wakatobi dikenal sebagai salah satu obyek wisata yang memilikki taman laut yang indah. Berdasarkan data UNESCO, Wakatobi memiliki kekayaan bawah laut sekitar 850 spesies koral, karang dan jenis biota laut lainnya yang jarang ditemukan di tempat lain.

Kelebihan Wakatobi tersebut membuat British Council, organisasi internasional Inggris untuk pendidikan dan kebudayaan serta Bank Mandiri meluncurkan kawasan wisata Mola, Jumat (7/8/2015) di Desa Mola Utara, Wakatobi yang juga disaksikan Bupati Wakatobi, Hugua.

Kawasan wisata Mola melibatkan 5 desa di Kabupaten Wakatobi yakni Mola Utara, Mola Bahari, Mola Selatan, Mola Samaturu dan Mola Nelayan Bakti. Bank Mandiri, British Council dan Pemkab Wakatobi mendampingi masyarakat dengan membangun kapasitas dan infrastruktur yang bertujuan agar masyarakat nantinya mengelola sendiri potensi wisata yang dimilikinya.

Deputi Regional CEO Sulawesi dan Maluku Bank Mandiri, Tonggo Marbun dalam kesempatan tersebut mengemukakan  pengembangan kawasan wisata ini bertujuan untuk mendorong sektor pariwisata berbasis komunitas di Sultra untuk meningkatkan ketrampilan pengelolaan wisata oleh masyarakat setempat.

"Sebagai daerah pariwisata, Wakatobi memiliki keunggulan berupa keindahan alam dan etnik yang menarik untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Kami bersama British Council hadir di kawasan ini untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat," katanya.

Menurut Marbun, program yang dilakukan di Mola tidak hanya berkutat pada keindahan laut semata, tetapi juga mengangkat beragam kekayaan Suku Bajo berupa keahlian suku ini mengamati dan membaca dan mengamati bintang. "Selain itu wisatawan akan diajak bersampan di perkampungan Suku Bajo Mola, mengamati lumba-lumba dan memperkenalkan kuliner Bajo," katanya.

Sementara itu, Direktur British Council Indonesia, Sally Goggin memaparkan pentingnya aspek pembangunan manusia dalam pengelolaan destinasi wisata secara berkelanjutan.

"British Council ingin turut berkontribusi dalam mengembangkan konsep ekowisata di berbagai wilayah Indonesia sehingga terbangun pola interaksi sosio-kultural yang berkesinambungan," sambung Sally yang baru pertama kali datang ke Wakatobi.

Bupati Wakatobi Hugua pun tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Pembangunan pariwista berkelanjutan di Wakatobi diharapkan bisa tetap melestarikan adat dan tradisi Suku Bajo yang sulit dilepaskan dari laut.

Program ini, tambah Hugua, akan ditularkan ke kawasan lain di Wakatobi terutama untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola potensi wisata yang ada di daerah ini sehingga mereka bisa merasakan dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com