Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Segajah-Beras Basah

Kompas.com - 14/08/2015, 19:43 WIB
Beberapa kerumunan ikan tampak di sana-sini, ”menggoda” untuk didekati. Dalam satu kerumunan saja, terdapat ribuan ikan kecil. Sejumlah wisatawan yang snorkeling terlihat riang menggiring kerumunan ikan-ikan ini, lalu mencoba ”membelah” mereka.

Salah satu titik untuk menyelam di perairan antara Pulau Segajah dan Beras Basah yang kini menjadi favorit wisatawan adalah gelembung abadi atau geladi. Wisatawan bisa melihat gelembung-gelembung kecil muncul dari dasar laut, dan menuju ke permukaan. ”Gelembung ini adalah gas alam,” ujar Suriansyah.

Bersantai

Lelah berenang, wisatawan bisa bersantai di gazebo-gazebo di sepanjang tepi pantai untuk memesan kopi panas atau sekadar menikmati camilan. Untuk membasuh badan, warga menyediakan air dalam kemasan jeriken. Jeriken isi 10 liter, misalnya, dibanderol Rp 10.000.

Tidak ada sumur di Beras Basah sehingga air tawar diangkut dari Bontang setiap hari. Pulau ini juga tidak boleh ditempati. Puluhan warga yang membuka warung tenda biasanya akan pulang ke Bontang pada sore hari. Meski demikian, sebagian tinggal, terutama pada akhir pekan, saat Beras Basah ”diserbu” wisatawan juga warga.

Pada akhir pekan, minimal 500 orang memadati Beras Basah dan sebagian menginap. Pulau seluas 4 hektar itu langsung penuh sesak. ”Apalagi pada hari raya atau malam Tahun Baru, bisa enggak kebagian tempat untuk duduk,” ujar Yasun, pegawai Kantor Pemberdayaan Masyarakat Bontang.

Sama seperti Segajah, luas Pulau Beras Basah juga semakin menyusut. ”Dulu, pulau ini 8-9 kali lebih luas dari sekarang dan penuh bakau. Sekarang hanya sejengkal,” kata Suriansyah.

Untuk menjangkau Segajah dan Beras Basah, wisatawan bisa menyewa kapal motor dari Pelabuhan Tanjung Laut ataupun Bontang Kuala. Menyewa kapal motor yang bisa dimuati 10 orang dari Bontang Kuala, biayanya Rp 500.000-Rp 600.000.

Potensi Beras Basah, Segajah, dan juga alam bawah airnya bisa dikembangkan. Sayangnya, kurang tergarap secara maksimal. Sampah, misalnya, masih berserakan di Pulau Beras Basah. Papan huruf-huruf bertuliskan ”Pantai Beras Basah” juga tidak ada. Menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Bontang untuk membenahinya. (LUKAS ADI PRASETYA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com