"Kami melihat bahwa pengembangan pariwisata di kawasan Bromo-Tengger-Semeru harus membutuhkan tata kelola detinasi pariwisata yang terpadu dan terintegrasi," ujarnya usai menerima perwakilan Kementerian Pariwisata di kantornya, Jalan Pahlawan Surabaya, Senin (21/9/2015).
Untuk mewujudkannya, maka perlu ada penekanan pelestarian alam dan budaya, serta keterlibatan para pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pariwisata.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, sangat dibutuhkan pembuatan kerangka kerja terperinci (blueprint) agar tata kelola dan strategi antara pemangku kebijakan tentang kepariwisataan bisa sejalan.
Pembuatan kerangka kerja terperinci, lanjut Gus Ipul, menjadi semacam "kitab suci" kepariwisataan bagi pemerintah sehingga pembangunan kawasan BTS pada 10-20 tahun mendatang tetap konsisten dan mengacu pada strategi pembangunan yang terdapat pada kitab tersebut.
Sebagai bentuk keseriusan, wakil gubernur memerintahkan Kepala Dinas Pariwisata Jatim Jarianto segera menyiapkan pembuatan kerangka kerja terperinci tersebut.
"Nanti pada 2016 dianggarkan membuat blueprint sebagai pegangan. Pembahasan juga harus detil, mulai desainnya, siapa mengerjakan apa, termasuk sumber daya manusia, investor, dan pelaku pariwisatanya," katanya.
"Dengan demikian maka perekonomian masyarakat setempat juga ikut terangkat," kata mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor tersebut.
Sementara itu, Asisten Deputi Tata kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini mengaku perlunya pegangan pasti untuk membangun destinasi wisata Bromo-Tengger-Semeru. "Apalagi wisata Bromo-Tengger-Semeru termasuk dalam Top 10 destinasi pariwisata di Indonesia," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.