Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Terjun Jumog, Inikah Surga yang Hilang?

Kompas.com - 25/10/2015, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Menuruni 116 anak tangga menjadi tantangan saat Anda tiba di tempat wisata Air Terjun Jumog di Karanganyar, Jawa Tengah. Namun, Anda tak bakal merasa lelah jika menikmati pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan.

Air Terjun Jumog merupakan wisata andalan di Kabupaten Karanganyar. Obyek wisata ini berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso. Atau, sekitar 41 kilometer dari Solo.

Udara sejuk dan hamparan pepohonan rindang mengelilingi tempat wisata ini. Anda tak akan kepanasan saat menuruni anak tangga yang terbuat dari semen lantaran naungan pohon-pohon pakis di sisi luar tangga yang menempel tebing.

Memang, selesai menapaki anak tangga, Anda tak langsung menemukan air terjun tersebut. Anda masih harus berjalan sekitar 100 meter untuk menemukannya di balik tebing. Tetapi, suasana yang sejuk dan pemandangan hijau yang menyegarkan tak bakal membuat bosan.

"Memang benar kata teman-teman, air terjun dan suasana tempatnya cukup indah. Jalan ke sini juga tidak susah," ucap Eka Rahayu (19), mahasiswi Poltek Madiun.

Dara asal Magetan, Jawa Timur, ini rela menempuh perjalanan lebih dari dua jam menggunakan sepeda motor untuk melihat air terjun Jumog. Sebelumnya, dia hanya melihat dari foto yang dipamerkan teman-temannya.

Air terjun Jumog sempat dijuluki Surga yang Hilang. Pasalnya, sebelum resmi dibuka untuk umum pada 2004, air terjun ini ditutupi semak belukar.


Jalan menuju Air Terjun Jumog di Kabupaten Karanganyar.

Akhirnya, warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) Berjo bergotong royong membabat semak dan membuka jalan sehingga air terjun ini bisa dilihat umum. Tinggi air terjun ini hanya sekitar 30 meter. Debit airnya tak terlalu besar meski hujan turun. Juga, tak terlalu sedikit meski musim kemarau datang.

Airnya begitu jernih dan segar. Biasanya, pengunjung bermain dan merendam kaki di aliran sungai yang meneruskan limpahan air terjun.

Di depan air terjun, Badan Umum Milik Desa Berjo yang mengelola tempat wisata ini membuat jembatan. Lokasi ini menjadi tempat favorit pengunjung berfoto dengan latar air terjun. Pengelola juga membuat bangku-bangku dari kayu yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk melepas lelah dan menikmati kawasan wisata ini.

"Saat hari libur atau event tertentu, kami menyediakan hiburan organ tunggal," kata Wanti, penjaga loket Air Terjun Jumog.

Fasilitas lain yang disediakan pengelola berupa wahana permainan anak berupa jungkat jungkit, ayunan, dan bola panjat. Ada juga kolam renang untuk anak. Namun, tak banyak wahana air yang tersedia selain ember tumpah.

Anda yang tak membawa bekal tak perlu khawatir kelaparan. Terdapat jajaran warung yang menyiapkan beragam menu, mulai mi instan sampai sate kelinci atau sate ayam. Anda pun punya pilihan menikmati di dalam warung atau di pinggir anak sungai air terjun.


Wahana permainan air di Air Terjun Jumog di Kabupaten Karanganyar.

Deretan warung juga ada di jalur sebelum loket masuk air terjun. Mereka tak sekadar menawarkan makanan tetapi juga oleh-oleh produk masyarakat sekitar. Semisal, keripik ketela dan teh beragam rasa.

Tiket masuk Air Terjun Jumog hanya dipatok Rp 3.000 per orang. Anda yang membawa kendaraan pribadi bisa memarkirkan motor dan mobil di tempat yang telah disediakan pengelola. Tarif parkir sepeda motor Rp 1.000 dan mobil Rp 2.000.

Anda yang lebih menikmati menggunakan kendaraan umum, bisa naik bus dari terminal Solo. Pilih bus jurusan Tawangmangu atau Matesih, dan turun di Terminal Karangpandan.

Perjalanan dilanjutkan menggunakan minibus jurusan Ngargoyoso atau Kemuning. Anda bisa turun di pos retribusi wisata Kemuning atau di Nglorog dan berganti naik ojek. Tempat wisata ini buka setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB. (Tribun Jateng/Rika Irawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com