”Selama ini sebenarnya Indonesia sudah menjual paket-paket syariah, tetapi tidak diberi nama sebagai wisata syariah, misalnya. Wisata ziarah Wali Songo sudah termasuk wisata syariah. Namun, itu tidak dikemas sebagai wisata syariah. Akhirnya, (wisata itu) dihitung sebagai wisata umum,” kata Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir seusai meresmikan promosi Wisata Syariah di Tanah Air, di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Menurut Tazbir, promosi wisata syariah harus terus dikembangkan agar masyarakat semakin tahu wisata syariah. ”Saat ini, banyak negara non-Muslim seperti Korea, Jepang, dan Thailand mengembangkan secara besar-besaran wisata syariah,” katanya.
Wisata syariah di Indonesia memiliki kelebihan dibandingkan dengan negara lain karena selain semua fasilitas disediakan dengan konsep halal, Indonesia juga memiliki obyek-obyek syariah.
”Kalau di negara lain, paling hanya makanan saja yang halal. Kalau Indonesia, kita memiliki destinasi wisata syariah, seperti makam Wali Songo dan sebagainya,” kata Tazbir.
Penganugerahan itu diberikan sebagai penghargaan kepada pelaku usaha pariwisata yang berupaya menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. ”Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan menjadi isu dunia dan mendapat perhatian semua negara dalam meningkatkan daya saing global,” kata Arief.
Tahun 2015, posisi pariwisata Indonesia berada pada peringkat atau peringkat ke-50 dari 141 negara. Pariwisata Indonesia memiliki keunggulan antara lain harga kompetitif dan sumber daya alam. Kelemahannya, infrastruktur pariwisata, kebersihan, dan kelestarian lingkungan. (ARN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.