Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarak di Semarang dan Singkawang

Kompas.com - 07/02/2016, 10:30 WIB
SEMARANG, KOMPAS — Perayaan Imlek 2567 di Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan pusat kegiatannya di Pasar Imlek Semawis di Gang Pinggir mampu menyedot pengunjung. Hingga Sabtu (6/2/2016), tercatat sudah lebih dari 50.000 orang mengunjungi ke Pasar Imlek Semawis yang digelar sejak 4-6 Februari 2016.

Banyaknya pengunjung ke Pasar Imlek Semawis, diyakini tokoh warga Tionghoa di Kampung Pecinan Semarang, Markus Purwanto, semoga seperti gerak lincah Imlek tahun ini bertepatan dengan tahun monyet api. Sebagai binatang yang cerdik, monyet tentu akan lebih lincah dan pintar mencari rezeki sebanyak-banyaknya.

"Monyet sebagai binatang yang cekatan, kreatif, dan gesit cocok dengan kondisi perekonomian saat ini. Kalau tahun lalu ada kelesuan, sekarang ini masyarakat butuh yang cerdik. Itu terwakili di karakter monyet," ujar Markus.

Dalam kegiatan Pasar Imlek Semawis, untuk kali pertama juga ditampilkan keramaian karnaval lampion yang digelar para siswa dan guru sekolah Kebon Dalem, Semarang. Lembaga yang memiliki sekolah mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas itu melaksanakan karnaval sambil membawa lampion sebanyak 2.567 buah.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Petugas Kelenteng Dharma Ramsi, Bandung, Jawa Barat, menata hasil produksi lilin ukuran besar untuk perayaan Tahun Baru Imlek, Jumat (22/1/2016). Kelenteng ini mulai menyiapkan 500 lilin berbagai ukuran untuk keperluan umat saat perayaan Imlek.
Mereka berjalan rapi menyusuri rute jalan Gang Wotgandul Barat melalui Jalan Plampitan, Gang Warung hingga rute terakhir di Gang Pinggir. Karnaval berlangsung di tengah keramaian pengunjung Pasar Imlek.

Di samping menikmati pesta kuliner khas Tionghoa, atraksi lain yang menyedot pengunjung di antaranya pertunjukan wayang potehi di panggung di jalan Gang Tengah. Pertunjukan wayang asli asal Tiongkok ini dipentaskan pukul 14.00-16.00 serta pentas kedua pukul 19.30 sampai pukul 21.30.

Salah satu pengunjung pentas wayang potehi mengatakan, memahami jalan cerita wayang asal Tiongkok ini memerlukan waktu tidak singkat. Kalau hanya melihat dan mendengarkan cerita sekilas, sulit untuk menangkap ceritanya.

"Supaya gampang dimengerti jalan ceritanya, harus menonton dari awal supaya paham tokoh, karakter, dan jalan ceritanya," ujar Sohirin, pengunjung asal Tanah Mas, Semarang.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA Panitia Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menggelar pawai lampion pada Selasa (3/3/2015) malam. Tampak kendaraan yang dibuat menyerupai kapal dihiasi dengan lampion.
Singkawang

Perayaan Imlek 2567 tinggal dua hari lagi. Sejumlah persiapan pun sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari untuk memeriahkan perayaan tersebut, termasuk di Singkawang, Kalimantan Barat. Pada Sabtu (6/2/2016) pagi, persiapan panitia yang lebih dikenal dengan sebutan "kota amoi" tersebut sudah hampir rampung.

Sumberanto Tjitra, Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang, Sabtu, menuturkan, persiapan hampir 100 persen. Saat ini tinggal finalisasi beberapa persiapan saja, misalnya penataan panggung, taman monyet, dan replika jeruk bali.

"Hari ini kami jadwalkan seluruhnya sudah selesai. Sebab, pada Minggu (7/2/2016) malam acara pembukaan sudah dimulai," ujarnya.

Dalam penataan panggung utama yang berukuran 25 meter x 20 meter tersebut, panitia memasang sound system. Selain itu, panitia memastikan ketersediaan listrik yang akan mengaliri panggung utama. Puncak acara akan digelar di panggung utama yang berlokasi di Stadion Kridasana, Singkawang.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA Panitia Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menggelar pawai lampion pada Selasa (3/3/2015) malam. Sejumlah lampion dipasang pada mobil hias dan kendaraan yang dibentuk seperti kereta kencana.
Persiapan akhir lainnya, panitia memasang replika jeruk bali dengan diameter sekitar 3 meter dan replika lampion berukuran 8 meter x 8 meter.

Replika jeruk bali dan lampion itu nantinya selain memberikan nilai estetis juga sebagai lokasi pengunjung berfoto. "Semuanya didesain agar pengunjung dapat menikmati suasana Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang," ujarnya.

Hari Sabtu merupakan hari terakhir pendaftaran peserta pawai tatung. Tatung merupakan sekelompok orang yang pada hari Cap Go Meh menggunakan pakaian adat Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang diarak dengan tandu berkeliling Singkawang sambil menunjukkan atraksi kekebalan tubuh.

Sampai sejauh ini, jumlah peserta yang mendaftar sebagai tatung sudah 500 peserta. Namun, jumlahnya diperkirakan bertambah banyak pada hari ini. "Biasanya mendekati hari terakhir pendaftaran makin banyak yang mendaftarkan diri," katanya.

Sumberanto menuturkan, untuk persiapan pawai lampion malam tanggal 20 Februari, sejumlah peserta sudah mempersiapkan diri dengan menghias kendaraan masing-masing.

TRIBUN JATENG/M SOFRI KURNIAWAN Pengurus kelenteng mengangkat keluar replika kapal naga untuk dibakar dalam upacara poo un atau tolak bala menjelang perayaan tahun baru Imlek di TITD Budi Luhur Sakti, Jalan Lingkar Tanjung Mas A/2, Kota Semarang, Minggu (24/1/2016).
Mereka mulai memasang lampion dan hiasan-hiasan khas Imlek. Animonya cukup tinggi karena hadiah yang mereka perebutkan ratusan juga rupiah.

"Kami berharap masyarakat Singkawang mendukung suksesnya acara tersebut. Acara ini tidak hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan Kalimantan Barat," kata Sumberanto. (WINARTO HERUSANSONO/EMANUEL EDI SAPUTRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com