Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Mendaki Everest...

Kompas.com - 27/02/2016, 17:50 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Maret hingga Mei merupakan waktu yang tepat untuk mendaki puncak Everest, atau sekadar berpetualang di pegunungan Himalaya, Nepal. Pasalnya di Nepal sendiri tidak sedang musim dingin dan hujan.

Traveling ke alam liar memiliki penggemar tersendiri. Dapat dilihat dari beberapa tour agent yang menawarkan paket-paket wisata alam ekstrem di Indonesia Travel Fair (ITC) 2016, Jumat (26/2/2016).

Salah satunya dari Thankyou Indonesia, yang memberikan penawaran berbeda yakni berpetualang di pegunungan Himalaya, dan menjelajahi puncak tertinggi dunia. Tertarik mencoba pengalaman baru yang menantang?

Berikut KompasTravel sajikan tips mendaki puncak Everest atau sekadar berpetualang di pegunungan Himalaya, langsung dari Direktur Thankyou Indonesia, Andre Hutabarat.

1. Jauhi alkohol, nikotin, dan kafein satu bulan atau secepat-cepatnya dua minggu sebelum pendakian. Karena tiga zat tersebut sangat berpengaruh terhadap daya pacu jantung Anda. Terutama di keadaan ekstrem, di atas ketinggian dan suhu yang tidak biasa.

2. Minimal membawa jaket yang tebal dari bulu angsa. Terutama di musim dingin, yaitu antara bulan Oktober sampai Desember. Suhu di sana akan sangat ekstrem, dari -5 derajat sampai 45 derajat, di ketinggan 5.000 meter di atas permukaan laut.

3. Bawa power bank atau batere cadangan yang banyak, terutama untuk semua alat pendokumentasian. Karena perjalanan ini merupakan langka, menggunakan dana yang tidak sedikit, bahkan mungkin satu kali seumur hidup anda. Oleh karena itu harus diabadikan.

Namun, jangan khawatir masalah sinyal. Menurut laki-laki yang sudah berkali-kali menjelajahi Himalaya ini, Nepal merupakan negara yang maju dari segi telekomunikasi, hingga ketinggian sampai 4.000 mdpl lebih, Anda masih bisa mengirim pesan.

4. Seperti biasa setiap anda akan berpindah ke tempat yang berbeda, perlu penyesuaian fisik. Salah satu persiapannya yakni dengan jogging rutin setiap hari selama seminggu hingga dua minggu sebelumnya. Namun, jika tidak bisa rutin, baiknya selama satu bulan lebih sebelum pendakian.

5. Memiliki asuransi travel internasional, yang bisa membiayai evakuasi menggunakan helikopter. Di Indonesia sudah masuk beberapa asuransi internasional yang menyediakan paket travel. Karena evakuasi di ketinggian 3.000 mdpl ke atas harus menggunakan helikopter.

6. Terakhir, perjalanan yang baik di Himalaya ialah persiapan yang semakin lama, atau tidak terburu-buru. Jika lelah di perjalanan wajib untuk berhenti, dan beristirahat sebentar. Karena selain untuk beristirahat, tubuh kita akan banyak butuh penyesuaian dengan iklim sekitar.

Oleh karena itu, banyak spot yang mengharuskan Anda untuk menginap. "Namun, jangan pernah berpikiran untuk pulang atau kembali selagi mampu, karena kita tidak akan pernah tahu keindahan apa yang ada di depan," ujar Andre, kepada KompasTravel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com