Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna Air Danau Kelimutu Berubah dari Hijau Tua Menjadi Merah Hati

Kompas.com - 01/04/2016, 20:09 WIB

ENDE, KOMPAS — Air Danau Kelimutu di Ende, Nusa Tenggara Timur, kembali berubah warna dari hijau tua menjadi merah hati atau merah tua. Perubahan warna itu terjadi pada air Danau Atapolo, sementara air Danau Ndua Muri Koofani dan Ata Mbuphu tetap hijau muda dan putih susu. Perubahan warna itu terjadi secara bertahap.

Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Kelimutu Benediktus Rio Wibawanto, di Ende, Kamis (31/3/2016), mengatakan, perubahan warna air tersebut terjadi secara alamiah dan unik.

"Saat ini Danau Atapolo yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi merah hati atau merah tua per 1 Maret 2016. Perubahan warna itu secara bertahap, tidak serta-merta seluruh danau berubah total. Awalnya hanya satu titik yang berubah, kemudian makin melebar ke seluruh kawah," kata Rio.

Pada 2013, air Ndua Muri Koofani juga berubah dari merah hati menjadi hijau muda, hingga kini. Pada 2008, air Ata Mbuphu berubah dari coklat menjadi putih susu. Ketiga danau di Kelimutu beberapa kali berubah warna.

Ia mengatakan, perubahan warna danau itu terkadang terjadi bertahap, dari tengah danau kemudian melebar sampai memenuhi seluruh danau. Kadang perubahan warna itu hanya terjadi di bagian tengah danau, sementara bagian luar tetap berwarna semula.

Namun, air danau tetap sama saat diambil dari danau itu. Diduga, ada zat kimia (material) tertentu yang keluar dari dalam kawah gunung itu yang mengubah warna dasar danau. Belum ada penelitian tentang hal tersebut dan apa yang membuat air danau itu berubah warna.

Komandan Kodim 1602 Ende Letkol (Inf) Bambang Heri Tugiyono mengusulkan agar dipasang kamera pemantau (CCTV) di tiga kawah gunung itu untuk memantau proses perubahan warna danau. Hasilnya bisa dipublikasikan kepada masyarakat.

"Ketika terjadi perubahan, sebaiknya pihak pengelola Taman Nasional Kelimutu segera mengumumkan kepada masyarakat melalui media massa setempat sehingga masyarakat segera datang melihat langsung perubahan itu. Banyak orang ingin tahu bagaimana proses perubahan warna danau itu sesungguhnya. Selama ini, pengunjung datang ke Kelimutu, perubahan sudah terjadi," kata Bambang.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Wisatawan menikmati pesona Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (8/1/2012). Danau Kelimutu yang menawarkan keindahan alamnya masih menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Flores.
Jumlah pengunjung Danau Kelimutu terus meningkat. Pada 2014 ada 52.457 pengunjung, pada 2015 menjadi 62.957. Sebagian besar pengunjung adalah turis lokal. Total pemasukan dari kunjungan wisatawan pada 2015 senilai Rp 2,4 miliar.

Ketua Aliansi Masyarakat Hutan Adat Nusantara Ende Philipus Kami mengatakan, sesuai kepercayaan masyarakat adat di Moni dan Lio yang berdiam di Kelimutu, perubahan warna merah mencolok berarti akan terjadi bencana berupa perang, cuaca ekstrem, wabah penyakit, atau kelaparan.

Namun, jika berubah menjadi coklat, berarti akan terjadi gagal panen. Warna hijau dan biru menunjukkan kesejahteraan dan keselamatan. (KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com