DENGAN panjang garis pantai 2.333 kilometer dan sebaran 282 pulau, Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki banyak potensi destinasi wisata bahari. Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika merupakan salah satu potensi yang berpeluang besar dikembangkan bersama sembilan destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Kawasan seluas 1.035 hektar di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, itu memiliki beberapa pantai menawan yang perawan, seperti Pantai Kuta, Pantai Seger, dan Tanjung Aan.
Ombak besar di pantai-pantai itu cocok untuk selancar, alam bawah lautnya yang indah berpotensi untuk wisata penyelaman. Kawasan hutan dan tradisi mencari cacing nyale yang lekat dengan legenda Putri Mandalika cocok untuk ekowisata.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin, di Mataram, mengatakan, setelah macet 25 tahun, perkembangan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika pesat pada tahun ini karena mendapatkan perhatian khusus Presiden Joko Widodo.
Selain Hotel Pullman yang sedang dibangun, di kawasan itu akan dibangun 100 hotel. Total investasi yang akan masuk ke kawasan itu Rp 37 triliun.
Jika sudah beroperasi, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, kawasan itu diharapkan bisa menarik 1 juta wisatawan mancanegara (wisman). Ini berarti akan memberikan pemasukan bagi negara sekitar 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun) per tahun.
Selain Mandalika, NTB pun memiliki banyak pulau kecil atau gili dengan potensi wisata bahari yang besar. Contohnya Gili Trawangan, Meno, dan Air yang menjadi salah satu primadona destinasi wisata NTB.
”Jumlah wisatawan yang menyelam di gili tiap tahun mencapai 72.000 orang atau 200 orang per hari,” ujar Ahmad Rifai, pengelola PT Blue Marlin Dive.
Jumlah itu belum termasuk yang berselancar, berenang, atau hanya menikmati keindahan pantai. Kamar hotel/penginapan sebanyak 3.000 unit di tiga gili ini kerap tak mampu menampung wisatawan yang datang.
Kepala Seksi Analisis Pasar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Harris mengatakan, banyak gili lainnya yang tak kalah menawan. Di Kecamatan Sekotong, Lombok Tengah, misalnya, antara lain terdapat Gili Asahan, Gede, Poh, Nanggu, Tangkong, Kedis, dan Sudak yang mulai dikunjungi wisatawan.
Di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, misalnya, ada 16 gili yang berpotensi dikembangkan untuk destinasi wisata. ”Saat ini, pemanfaatan gili-gili tersebut lebih untuk perikanan tangkap,” kata Sekretaris Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Sumbawa Barat Khaerul Jibril.
Dari 16 gili tersebut, kata Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Sumbawa Barat Saleh, baru Gili Balu, yaitu gugusan delapan gili di Selat Alas, yang tengah dikembangkan untuk pariwisata.