Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpar Dorong Jabar Kembangkan Wisata Halal

Kompas.com - 21/04/2016, 11:24 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata mendorong Jawa Barat mengembangkan wisata halal untuk mengoptimalkan besar dan beragamnya potensi wisata di provinsi itu.

"Jabar telah mengantongi penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Provinsi Halal. Potensi kunjungan wisata ke Jabar masih tergolong tinggi dan masih bisa membidik pangsa pasar Timur Tengah yang masih terbuka lebar," kata Kasubid Pengenalan Wisata Perjalanan Kementerian Pariwisata Santi Susanti di Bandung, Rabu (20/4/2016).

Santi menjelaskan wisata halal tidak berarti bahwa daerah tertentu hanya bisa dikunjungi wisatawan Muslim, namun dititikberatkan pada ketersediaan infrastruktur mendasar bagi orang yang beragama Islam.

Ia mencontohkan ketersediaan mushola yang layak, tempat wudhu dan makanan halal di tempat-tempat wisata.

KOMPAS/DEDI MUHTADI Kesenian tradisional Sunda digelar pada ritual ngikis di situs dan obyek wisata Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Acara ini diselenggarakan pada masa tradisi munggahan menjelang bulan Ramadhan.
"Intinya wisatawan dapat dengan mudah mendapatkan tempat untuk menjalankan kewajiban beribadahnya di saat mereka melakukan perjalanan wisata," kata Santi.

Ia mengakui adanya kekhawatiran pengusaha pariwisata bahwa wisata halal akan menjadikan bisnisnya menjadi tidak berkembang. Namun Santi menegaskan hal itu tidak akan terjadi karena label halal justru menambah keyakinan wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat.

"Wisatawan Muslim khususnya akan memilih paket perjalanan atau tempat wisata yang menjamin mereka dapat menjalankan ibadah dan menyantap makanan berlabel halal sehingga tidak ada keraguan lagi," katanya.

Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Sumunar Jati menjelaskan peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mengembangkan wisata halal ini terlebih dalam memberikan sosialiasi pentingnya sertifikat halal untuk pengusaha makanan.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Jejeran rumah penyimpanan padi di obyek wisata Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Rabu (16/12/2015). Kampung Sindang Barang adalah salah satu obyek wisata yang dikunjungi pada acara Media Trip Ezytravel.co.id "Jalan-Jalan Bogor Seru" 15-16 Desember 2015.
"Hanya 20 persen saja pengusaha makanan yang telah memiliki sertifikat halal dan itu pun kebanyakan pengusaha besar yang memiliki cabang di seluruh Indonesia," katanya.

Padahal melabelkan usaha kuliner tidak akan merugikan pengusaha bahkan diyakini akan menambah pengunjung yang saat ini sedang dalam tren "halal style".

"Mengapa wisatawan dari Arab Saudi misalnya lebih memilih Malaysia, Singapura, atau bahkan Thailand untuk kunjungan wisatanya, karena negara-negara tersebut telah menerapkan wisata halal," kata Jati.

Ia menegaskan ditetapkannya Lombok sebagai World Best Halal Tourism Destination, dan World Best Halal Honeymoon Destination dalam ajang The World Halal Travel Summit/Exibition yang diumumkan di Uni Emirat Arab pada Februari 2015 karena ketersediaan sarana beribadah di hampir seluruh tempat wisata dan resto berlabel halal.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/1/2012). Gunung yang tumbuh dalam Kaldera Sunda 90.000 tahun lalu memiliki tiga kawah, yakni Panguyangan Badak yang berumur 90.000-40.000 tahun lalu, Kawah Upas yang berumur 40.000-10.000 tahun lalu, dan Kawah Ratu, 10.000 tahun lalu sampai sekarang.
Tidak hanya itu, Lombok yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara non-Muslim juga memiliki hotel berbintang dengan fasilitas ibadah seperti sajadah, mukena, arah kiblat dan tempat wudhu di setiap kamar serta tidak menjual minuman beralkohol.

Program wisata halal Kementerian Pariwisata telah berlangsung sejak 2012 namun sebelumnya dinamai Wisata Syariah. Saat ini Kemenpar telah membentuk Tim Percepatan Wisata Halal untuk mendorong lebih intensif pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com