Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zapin Api, Menghidupkan Tradisi yang Pernah Mati

Kompas.com - 22/04/2016, 05:42 WIB

Ketika ayahnya meninggal, Abdullah meneruskan tradisi zapin api sampai dengan era 1980-an. Dia kerap diundang dalam acara pesta kawin, sunatan, atau acara penting lain.

Namun, zapin api meredup dan mati suri seiring dengan munculnya musik organ tunggal atau kibor dangdutan.

”Pada tahun 2013, Pak Edwar (Kepala Dinas Pariwisata Bengkalis) meminta saya menghidupkan zapin api lagi. Sejak saat itu, saya mulai mencari penari dan penabuh gendang. Sekarang ini sudah ada lima penari dan pemain gendang yang siap tampil. Di rumah saya setiap malam ramai pemuda berlatih memukul gendang, tapi belum ada pemain gambus sehingga saya harus ikut bermain,” tutur Abdullah yang juga seorang nelayan.

Di usia senjanya, Abdullah tidak menginginkan tradisi zapin api mati bersama dirinya. Kini dia tengah menyiapkan anak laki-lakinya, Umar (40), untuk menjadi khalifah baru melanjutkan tradisi. (Syahnan Rangkuti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com