Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona Kampung Tradisional Suku Abui di NTT

Kompas.com - 22/04/2016, 13:25 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KALABAHI, KOMPAS.com - Berwisata ke Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), tentu menjadi pilihan yang tepat. Betapa tidak, di Kabupaten yang berbatasan laut dengan Kota Dili, Timor Leste itu menyimpan begitu banyak panorama alam yang menarik.

Selain potensi baharinya yang memesona, Kabupaten Alor mempunyai sebuah kampung tradisional yang dihuni oleh 13 kepala keluarga Suku Abui. Kampung tradisional tersebut bernama Takpala, yang berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut.

Kampung tradisional itu sudah menjadi aset wisata dan dianggap sebagai cagar budaya yang dilindungi dalam peraturan daerah Kabupaten Alor.

Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, atau sekitar 30 kilometer untuk mencapai kampung yang terletak di atas lereng bukit. Di kampung ini, terdapat 15 buah rumah adat tradisional atau rumah lopo Suku Abui.

Selain itu, ada 13 kepala keluarga atau 40 jiwa yang bermukim di kampung ini. Dari 15 rumah adat tradisonal, terdapat 13 rumah yang tak berdinding dan dua rumah adat lainnya yang disebut Kolwat dan Kanuarwat.

ARSIP KOMPAS TV Tari Lego, tarian khas suku Abuy, Desa Takpala, Alor
Dua rumah adat berdinding ini tidak semua orang bisa memasukinya, karena tempat disimpannya benda pusaka Suku Abui. Rumah adat Takpala terbuat dari bambu dan berbentuk piramida, beratap alang-alang, serta disangga oleh enam tiang yang terbuat dari kayu merah.

Di bagian atas rumah terdapat ornamen berbentuk tangan terbuka sebagai simbol permintaan berkat kepada Yang Maha Kuasa.

Salah seorang warga Suku Abui, Abner Yetimau mengatakan, banyak turis asing khususnya para peneliti yang sering datang mengunjungi kampung mereka.

"Menurut mereka (orang yang datang berkunjung) yang menarik dari Abui, ya istilah dari gunung itu. Bahwa di gunung itu ada manusia asli yang hidupnya bagaimana, bahasanya bagaimana, jadi para bule (peneliti) mencari orang Abui untuk meneliti, mencari bahasa aslinya dan orang aslinya, dan tinggal awalnya seperti bagaimana itu yang bule sementara mencarinya,” tutur Abner.

Selain itu lanjut Abner, warga suku Abui atau Takpala pada umumnya bekerja sebagai petani dan mencari hasil hutan. Hasil hutan berupa biji-bijian dikumpulkan dan dikemas indah oleh warga, lalu dijual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh khas Kampung Takpala.

ARSIP KOMPAS TV Tugu Kota Kalabahi, Alor, yang dikenal sebagai "Bumi Kenari"
Sementara itu salah seorang pengunjung asal Kupang, Kristo mengaku tertarik mengunjungi kampung ini karena sangat unik dan masih alami.

"Di sini memang dari aspek linguistiknya sangat menarik dan sangat unik, sehingga menjadi salah satu tujuan penelitian khususnya peneliti dari luar negeri. Sayangnya, peneliti Indonesia belum satu pun yang tertarik meneliti aspek bahasa dari Suku Abui di sini,” kata Kristo.

Menurut Kristo, yang menarik di kampung tersebut yakni rumah adatnya, karena semuanya masih sangat natural, masih sangat terpelihara. "Mudah-mudahan ini terus dijaga sehingga menambah kekayan khasanah budaya Indonesia," harapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com