JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya saat bertemu Senior Vice President Aeropolitical & Industry Affairs, Salem Obaidalla di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Rabu (8/6/2016), ngotot menanyakan kapan Emirates terbang langsung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat?
Salem didampingi Country Manager Emirates Indonesia, Satish Sethi, yang sudah meninjau Bandara Internasional Lombok dan beberapa lokasi strategis di "Kota 1.000 Masjid" itu.
Keduanya menjelaskan, Emirates sangat tertarik untuk terbang ke Lombok yang sudah ditetapkan sebagai satu dari "10 Bali Baru" atau 10 tujuan wisata utama itu.
“Lombok cantik, pulau yang indah, alam yang istimewa, pantai berpasir putih dan lautnya jernih. Mandalika kawasan yang luar biasa,” kata Salem dalam siaran pers Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar kepada KompasTravel, Jumat (10/6/2016).
Lantas Menpar kembali menanyakan kepada Salem, kapan Emirates memulai penerbangan langsung Dubai-Lombok.
Menpar Arief Yahya pun kembali bertanya mengenai target direct flight ke Lombok, berapa lama tenggang waktu promosi, serta apakah berani terbang langsung ke destinasi wisata sebelah timur Bali itu.
Salem dan Satish pun berusaha menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu Gubernur NTB KH Zainul Majdi di Mataram, Lombok. Dalam pertemuan tersebut, pihak Emirates menyatakan ketertarikan untuk terbang ke Lombok.
“Betul, kami sekarang terbang setiap hari Dubai-Jakarta dan Dubai-Bali, rata-rata load factor-nya di atas 90 persen. Bahkan dalam 3 bulan ke depan destinasi Bali 100 persen booked,” jelasnya.
Satish mencoba menjelaskan kembali, bahwa Emirates sangat tertarik terbang ke Lombok. Pihaknya juga harus mengurus Aviation Agreement dan izin terbang dulu. Pihaknya juga harus mempersiapkan promosi ke Lombok dulu, karena ini adalah pasar baru.
“Kami akan bantu kalau soal izin terbang. Dengan cepat. Saya inginnya Emirates terbang sekarang, saya butuhnya sekarang, bukan kapan-kapan atau 1 tahun dari sekarang," ujar Arief.
Alasan Menpar begitu ngotot agar Emirates terbang saat ini karena, pertama, bisnis itu harus fair.
“Kami akan bantu Emirates terbang lagi di pasar yang sudah gendut, dan rata-rata load factor-nya sudah di atas 90 persen. Kami bantu untuk terbang lagi ke Surabaya dan Denpasar. Khusus Denpasar, slot hanya bisa di atas pukul 00.00 sampai 06.00. Giliran kita minta menghidupkan Lombok, mereka tidak segera memberi kepastian," paparnya.