Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Ngabuburit” hingga Berbuka dengan Bubur India di Semarang

Kompas.com - 14/06/2016, 17:06 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Menghabiskan waktu sembari menunggu waktu berbuka puasa dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang mengasyikkan lagi bermanfaat. Jika Anda berada di Semarang, coba opsi yang satu ini, menjelajah salah satu masjid tertua hingga berbuka dengan hidangan bubur india khasnya.

Cobalah anda berkunjung ke Masjid Jami Pekojan, yang terletak di Jalan Petolongan nomor 1, Kampung Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, lokasinya di sekitar kawasan Pecinan Semarang.

Sambil menunggu maghrib, waktu ngabuburit Anda dapat diisi dengan menjelajah masjid yang bersejarah tersebut. Masjid yang berumur ratusan tahun tersebut merupakan saksi perkembangan ajaran Islam di Semarang.

(BACA: Lezatnya Bubur India Ini Hanya Ada di Masjid Pekojan Semarang)

Beberapa bagian masjid bahkan masih asli dan belum direnovasi sejak ratusan tahun lalu, namun masih berfungsi sebagaimana mestinya.

Seperti mimbar, tiang-tiang dengan ukiran Koja atau Gujarat sebagai etnis yang membangun masjid tersebut. Lalu terdapat puluhan makam asli para ulama penyiar Islam dari masa ke masa. Selain itu menara setinggi lebih kurang 18 meter pun masih kokoh berdiri tanpa sentuhan renovasi konstruksi.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Ahmad generasi ke lima, pembuat hidangan khas Bubur India di Masjid Pekojan Semarang.
Di sisi kanan dan kiri bangunan Anda bisa mencoba buah dari pohon bidara, yang dibawa langsung dari Timur Tengah sebagai obat herbal.

“Sampai sekarang tanaman itu rutin untuk obat berbagai macam penyakit, selain itu juga untuk mencuci jenazah agar tidak keluar bau,” ujar Anas (74), sepuh atau tokoh masyarakat Pekojan kepada KompasTravel saat dikunjungi, Sabtu (11/6/2016).

Jika datang sejak siang hari dan ingin berkeliling menikmati sejarahnya, masyarakat sekitar pun tak canggung menjadi guide bagi wisatawan yang ingin mempelajari salah satu bukti sejarah penyebaran agama Islam di Semarang ini.

Lengkap berkeliling aroma rempah pun kerap tercium dari belakang bangunan sejak pukul 15.00 WIB. Sajian khas buka puasa di masjid ini, yaitu bubur india sudah mulai matang. Berbuka bersama merupakan opsi yang sebaiknya tidak Anda lewatkan di sini.

Selain karena hidangan bubur india yang khas, setiap harinya lauk bubur tersebut berganti dan sangat menggiurkan. Tak kurang dari 300 porsi bubur dengan lauk kari, sambal goreng, bistik, hingga gulai siap disajikan menjelang maghribnya.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Di lingkungan Masjid Pekojan, terdapat pohon yang langsung dibawa dari Gujarat. Pohon tersebut berkhasiat menyembhkan berbagai penyakit. Selain itu puluhan makam tokoh agama dan pendiri masjid pun masih terjaga disini.
Wangi rempahnya pun menyeruak ketika azan maghrib hanya kurang beberapa menit saja. Perut yang sudah tak sabar, terobati ketika menyantap bubur kaya rasa ini. Salah satu yang unik ialah penggunaan pandan, sehingga Anda akan mencium wanginya berbaur dengan rempah lain ketika dimakan.

Tekstur buburnya yang kasar dengan campuran banyak rempah terasa sangat pas, tak heran bubur ini kuat hingga 24 jam.

“Selain rasa, rempah juga fungsinya supaya bubur awet. Apalagi teksturnya enggak cair. Jadi sering dibawa ke mana-mana juga kuat sampai besok,” ujar Ali sang pewaris resep tradisional Bubur India, kepada KompasTravel saat dikunjungi, Sabtu (11/6/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com