Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriam Karbit, Pengusir Kuntilanak yang Jadi Tradisi Malam Takbiran

Kompas.com - 17/06/2016, 18:06 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Beragam tradisi budaya nusantara bermunculan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri, tak terkecuali Pontianak. Kota yang dibelah Sungai Kapuas pun punya tradisi dalam menyambut bulan Syawal.

Masyarakat yang tinggal di tepian Sungai Kapuas punya tradisi merayakan malam takbiran dengan membunyikan ‘meriam karbit’. Ya, Meriam Karbit. Meriam yang terbuat dari sebatang kayu bulat berukuran besar itu menjadi primadona kebanggaan masyarakat Pontianak.

Suguhan atraksi wisata yang dinantikan masyarakat sembari melewatkan malam takbiran. Pada umumnya, meriam karbit yang masih ada hingga saat ini rata-rata memiliki panjang 6 meter, dengan diameter d iatas 50 centimeter.

Memasuki awal bulan Ramadhan, setiap kelompok masyarakat yang memiliki meriam karbit sudah mulai mempersiapkan diri masing-masing. Setiap kelompok warga rata-rata memiliki 6 hingga 10 meriam karbit. Saat ini lebih dari 50 kelompok warga yang memiliki meriam karbit di tepian Kapuas.

Persiapan dimulai dengan menaikkan meriam-meriam yang direndam di Sungai Kapuas usai digunakan pada tahun sebelumnya. Meriam itu sengaja direndam di dalam air dengan harapan bisa memperpanjang usia pakainya. Pengerjaan persiapan biasanya dilakukan pada malam hari usai salat tarawih.

KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.
Warga bergotong royong membenahi meriam milik mereka masing-masing. Setelah dinaikkan ke darat, meriam tersebut dibersihkan terlebih dahulu untuk membuang kotoran yang menempel selama direndam dalam air.

Setelah dibersihkan, bilah kayu yang dibagi menjadi dua bagian itu kemudian dirakit menjadi satu. Bilah kayu yang sudah menyatu kemudian dilapis menggunakan kain tebal atau seng pada sambungannya.

Selanjutnya diikat menggunakan rotan dengan cara dililit yang bertujuan menahan getaran dan tekanan saat dibunyikan, kemudian dilapisi dengan cat berwarna-warni. Permainan ini setiap tahunnya juga diperlombakan.

Masing-masing kelompok akan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka. Kekompakan bunyi meriam yang menggelegar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penjurian. Namun, hanya meriam yang sesuai kriteria yang dapat mengikuti penilaian atau penjurian.

Pengusir kuntilanak

Atraksi permainan meriam karbit mempunyai kisah sejarah yang menarik. Menurut cerita, Kesultanan Kadriah Pontianak di tahun 1771 sampai 1808, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.

KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.
Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam. Membunyikan meriam adalah untuk membuang sial dan mengusir hantu kuntilanak yang ada di Kota Pontianak.

Bunyi kerasnya juga menjadi pertanda waktu azan Maghrib. Seiring berjalannya waktu, tradisi meriam karbit berkembang menjadi daya tarik pariwisata. Meriam ini akan dibunyikan mulai sejak malam takbiran, hingga hari ke tiga Idul Fitri.

Pengunjung pun bisa turut serta untuk membunyikan meriam ini dengan tarif berbeda yang ditentukan masing-masing kelompok sebagai pengganti bahan bakar karbit yang digunakan. Bunyi dentuman meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius lebih dari 3 kilometer.

Sepanjang malam mulai dari takbiran hingga menjelang pagi suara dentuman ini akan terdengar sambung menyambung dengan durasi waktu yang tidak terlampau lama. Namun, kendala yang dihadapi saat ini adalah untuk mendapatkan bahan baku yang digunakan untuk membuat meriam karena menggunakan batang kayu bulat utuh yang berukuran besar.

Selain itu, harga karbit sebagai bahan bakar yang juga mengalami kenaikan. Meski demikian, animo masyarakat tetap tinggi untuk menggelar "perang" meriam karbit. Penasaran dengan bunyinya? Jangan lewatkan momen tahunan ini jika Anda kebetulan berada di Pontianak pada saat malam takbiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com