Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Pasta Kampung "Cavatelli"

Kompas.com - 24/06/2016, 15:26 WIB

ORANG Indonesia dan Italia punya satu kesamaan, terutama dalam memandang dan mengartikan makanan pokok harian mereka. Jika di Indonesia orang makan nasi, di Italia orang kebanyakan menjadikan pasta sebagai makanan pokok.

Hidangan pasta berbahan dasar tepung terigu itu bahkan sejak berabad-abad lalu sudah menjadi sumber karbohidrat utama harian rakyat Italia. Seperti orang Indonesia dengan nasinya, kebanyakan orang Italia menganggap dirinya belum makan apa-apa jika seharian perut mereka belum terisi pasta.

”Padahal sudah makan roti dan lain-lain. Kalau belum makan pasta, rasanya jadi tidak bertenaga untuk bekerja,” kelakar Luca Pezzera, seorang chef utama di restoran Italia, Caffe Milano.

Pezzera, Kamis (26/5/2016) sore, mengundang sejumlah jurnalis datang ke restoran yang berlokasi di salah satu pusat belanja premium di tengah ibu kota dan mendemonstrasikan keahliannya membuat empat jenis pasta yang lalu dia masak menjadi beberapa jenis menu hidangan lezat khas negerinya.

Keempat jenis pasta itu seperti ravioli, yang kerap diberi isian dan pappardelle yang mirip mi lebar kuetiau. Pezzera juga memperagakan pembuatan pasta jenis ”si rambut malaikat” (angel hair) atau juga dikenal sebagai pasta jenis capellini berdiameter lebih kecil, mirip misoa.

KOMPAS/RIZA FATHONI Banana Chocolate Crumble.
Jenis pasta keempat yang dibuat chef yang lama bermukim di Singapura itu ialah jenis cavatelli, yang terbilang spesial lantaran tak semua orang Italia mampu membuatnya.

”Saya ingin memperkenalkan pasta jenis cavatelli ini. Pasta ini lebih dikenal masyarakat pedesaan di kawasan selatan Italia. Bisa dibilang ini pasta kampung,” ujarnya. Dia menyebut beberapa nama tempat di kawasan selatan Italia seperti Abruzzo, Calabria, Molise, dan Puglia. Kawasan selatan negeri itu secara geografis berada tidak jauh dari kawasan Afrika Utara.

Alat langka

Menjawab rasa penasaran, Pezzera berkisah, bukan cuma cavatelli yang hanya bisa ditemui di kampung-kampung. Bahkan, alat untuk membuatnya pun juga nyaris tak dijual di kota-kota besar di Italia. Hanya di kawasan tertentu di pedesaan wilayah selatan negeri itu alat pembuat cavatelli bisa ditemukan.

”Alat yang saya punya dan sekarang bawa ke Jakarta ini hadiah mama saya. Saya berani bertaruh ini satu-satunya alat yang ada di Jakarta atau bahkan di Indonesia sekarang,” selorohnya.

Pezzere menyebut ada lebih dari 600 bentuk pasta, yang masing-masing dibuat dan disajikan untuk tujuan tertentu dan kerap sangat identik dengan kekhasan satu daerah atau cara memasak dan penyajiannya.

KOMPAS/RIZA FATHONI 'Angel hair' dengan saus tomat basil, terung, dan ricotta.
Mengutip laman www.bbcgoodfood.com, masing-masing dari 20 kawasan yang ada di Italia diketahui memiliki beragam jenis pasta, yang juga berasal dari latar belakang sejarah berbeda-beda. Bentuk, cara pembuatan, dan bahan baku tambahan pembuatan pastanya pun berbeda-beda, sesuai kondisi alam, iklim, serta letak geografis.

Bahan baku dan proses pembuatan cavatelli terbilang lebih mudah dan sederhana dibanding tiga jenis pasta lain yang dibuat Pezzera kali ini. Setelah terlebih dahulu dibiarkan mengembang selama beberapa menit, adonan yang hanya terdiri dari tepung terigu, baking powder, sedikit garam, dan air itu kemudian dipotong-potong memanjang.

Adonan itu lantas dimasukkan ke bagian mulut alat pembuat cavatelli, yang cara kerjanya mirip dengan alat penggiling daging berpenggerak tuas putar manual. Sistem mekanik alat itu menggiling dan memotong adonan menjadi potongan kecil seukuran makaroni, tetapi dengan bentuk, seperti roti hotdog atau kerang berukuran mini.

Untuk tiga jenis pasta lain, bahan baku dan pembuatannya relatif sama, menggunakan tepung dan telur ayam. Adonan yang juga terdiri dari garam dan air itu kemudian dipipihkan, lalu diiris sesuai ukuran dan bentuk jenis pasta yang akan dibuat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com