Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh-oleh Ramah Lingkungan dari Papua

Kompas.com - 24/06/2016, 20:56 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

BIAK, KOMPAS.com - Produk ramah lingkungan dengan bahan organik dapat menjadi pilihan Anda untuk buah tangan pulang berlibur. Seperti jika Anda pergi ke Papua, di mana masyarakat lokal mulai banyak menekuni kerajinan anyam dengan lidi. 

Mulai dari piring, tas, sampai tifa dengan bahan lidi dibuat oleh masyarakat kampung Yenmanaina dan Pasi, yang berada di Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak, Papua. Hasilnya sungguh unik, bernuansa etnik, dan tentunya unggul karena hand made alias dibuat oleh tangan sendiri tanpa mesin. 

"Saya belajar ini dari melihat ibu lain, waktu itu ada pelatihan dari kelompok Gereja," ungkap Mama Yuliana, salah satu perajin produk kerajinan berbahan lidi ini, Selasa (21/6/2016).

Mama Yuliana dengan cekatan membuat sebuah piring makan dari bahan dasar lidi. Awalnya ia mengambil segenggam lidi segar, yang baru diolahnya dari tanaman kelapa depan rumahnya. 

"Harus lidi yang basah (masih segar) agar mudah ditekuk-tekuk," ungkap Mama Yuliana. Ia kemudian membagi-bagi sejumlah lidi, sembari menghitung agar membentuk konfigurasi dari teknik silang menyilang lidi.

Alat-alat yang ia butuhkan hanyalah tali dari serat kayu dan gunting. Tak ada penggunaan lem, atau bahan plastik untuk kerajinan ini. Limbahnya pun sangat minim, hanya ujung-ujung lidi yang tak terpakai. 

Silvita Agmasari Piring dari anyaman lidi.
Mulailah Mama Yuliana sibuk menganyam. Lama kelamaan nampak bentuk piring makan. Tak sampai satu jam, jadilah piring makan berbahan dasar lidi.

"Ini biasa untuk pesta, jadi makannya tinggal diberi alas," ungkap Mama. Semakin besar piring maka semakin sukar dibuat dan memerlukan lidi semakin banyak serta panjang.

Harga satu lusin piring makan untuk kerajinan lidi ini dihargai Rp 200.000, terhitung murah untuk prosesnya yang rumit, memerlukan waktu, dan tenaga. Sayangnya Mama Yuliana masih kesulitan untuk mempromosikan produknya. Begitu pula dengan perajin lainnya.

Tak heran saat ingin membeli kerajinan tifa atau tas dari anyaman lidi, para perajin hanya memiliki jumlah stok yang sangat terbatas. Sekitar satu atau dua untuk masing-masing produk. 

"Sejauh ini yang beli hanya Ibu Camat saja," kata Mama Yuliana. Harapan Mama Yuliana akan wisatawan lokal dan mancanegara untuk membeli produk kerajinan buatan sendiri tentu besar. Tapi apa daya, kampungnya bahkan belum dialiri listrik dan masih sulit diakses. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com