KAMPUNG Adat Bena merupakan salah satu kampung adat tertua di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini berada di sebelah timur Gunung Inerie (2.245 mdpl) dengan jarak 17,5 km dari Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Menjangkau Bena, bisa dari Bajawa, juga dari arah Ende.
Kata Bena berasal dari nama orang asli pertama yang berdiam di daerah itu. Banyak cerita tentang asal muasal kampung yang diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun lalu itu.
Arsitektur tradisional rumah adat yang beratap alang-alang berpadu dengan susunan batu-batu gunung menjadi bukti bahwa kampung ini merupakan sisa peradaban megalitikum yang masih bertahan.
Ngadhu merupakan representasi nenek moyang laki-laki dari satu klen (suku).
Ngadhu tersimbol dalam bentuk sebuah tiang kayu memanjang yang diukir dengan motif sawa, beratap alang-alang dan ijuk dengan dua tangan memegang parang dan tombak. Bhaga merupakan representasi nenek moyang perempuan dari sebuah suku.
Warga Bena sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Selain hasil pangan jagung, umbi-umbian dan kacang-kacangan, mereka juga meraih penghasilan dari berkebun kopi, kemiri dan komoditas perkebunan lain yang tumbuh subur di kaki Gunung Inerie.
Meski sekarang kemajuan teknologi mulai masuk dan sudah ada warga yang merantau, mereka masih tetap memegang teguh adat. Keunikan kehidupan Kampung Bena yang masih bertahan tersebut kini menjadi pemikat wisatawan untuk datang. (IWAN SETIYAWAN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.