Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Menjumpai Jalak Bali

Kompas.com - 29/07/2016, 18:34 WIB

BALI Barat selalu membangkitkan keingintahuan pribadi. Bukan saja karena promosi tentang Bali lebih banyak mengenai bagian selatan dan tengah sehingga membuat kawasan barat dan utara seperti berahasia, melainkan juga karena jalak bali mulai ditangkarkan sejak sekitar 20 tahun lalu di sana.

Kisah jalak bali (Leucopsar rothschildi), burung endemis Bali, itu langsung masuk dan tinggal dalam ingatan saat mengetahui burung itu nyaris punah karena manusia. Bulu putih bersih dengan ujung sayap berwarna hitam dan lingkaran biru di mata adalah keindahannya.

Kemampuan terbang yang hanya dari pohon ke pohon dan statusnya sebagai hewan langka dilindungi menjadi perangkap nasib burung yang disebut curik bali di daerah asli habitatnya itu.

Membuka peta Bali Barat seperti membuka peta buta. Nama-nama tempat seperti Pejarakan, Banyuwedang, Sumberklampok, Tegal Bunder, atau Pulau Menjangan di Taman Nasional Bali Barat tidak berarti apa pun meskipun nama itu berulang kali muncul saat memasukkan kata kunci Bali Barat melalui mesin pencari internet.

Bahkan, sebelum sampai di Bali Barat, segala rasa penasaran bertahun-tahun terjawab dalam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai di selatan.

Melalui jalur tengah akan dijumpai tiga danau. Danau Beratan di dataran tinggi Bedugul sudah sangat terkenal karena ada Pura Ulun Danu yang menjorok ke danau. Gambar indah pura dan danau itu menghiasi lembar uang lima puluh ribu rupiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com