Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampir ke Desa Bekonang, Sentra Pembuatan Alkohol sejak Zaman Belanda

Kompas.com - 31/07/2016, 07:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

SURAKARTA, KOMPAS.com - Siang itu matahari berhasil membuat badan berkeringat. Roda sepeda masih berputar menyusuri jalan-jalan kecil di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ya, terkadang stang sepeda melambung ke Jalan Rm. Hartono dan bergabung bersama kendaraan bermotor.

Kami berbelok di Jalan Bekonang menyusuri pinggir sawah yang menghampar hijau. Beberapa orang terlihat tengah duduk santai sambil mengumbar senyum tawa. Tak ada lalu lalang kendaraan layaknya ibukota.

Namun, siapa sangka di balik ketenangan desa itu ternyata menjadi sentra industri alkohol yang melegenda sejak zaman Belanda. Ya, mayoritas perajin alkohol 90 persen tinggal di Desa Bekonang.

KompasTravel sempat mengikuti paket wisata Accor Solo Heritage Cycling beberapa waktu lalu. Dalam paket tersebut, KompasTravel diajak berkeliling sentra industri yang ada di Kecamatan Mojolaban.

Beberapa rumah perajin alkohol tinggal di sekitar jalan Desa Bekonang. Puluhan drum-drum berisi air kecoklatan yang berbuih memenuhi dapur pembuatan alkohol.

Sepi dan hanya terdengar suara dari tungku perapian. Hanya sesekali pekerja mengecek alat destilasi dan drum-drum air warna kecoklatan itu.

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu rumah industri pembuatan alkohol di Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2016). Sentra industri pembuatan alkohol adalah salah satu tempat yang dikunjungi dalam paket Accor Solo Heritage Cycling.
Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Bekonang, Sabariyono mengatakan, Desa Bekonang memang terkenal sebagai pusat pembuatan alkohol selain di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Ia menyebutkan, perajin alkohol di dua kecamatan tersebut berjumlah sekitar 120 kepala keluarga.

"Sebenarnya di sini perizinan dan legalitasnya untuk pembuatan alkohol medis untuk kesehatan. Tapi sejak dulu memang terkenal ke luar daerah sebagai pembuatan minuman keras, Ciu. Dari tingkat kabupaten, (Desa Bekonang) diarahkan untuk membuat alkohol medis. Bahkan nantinya untuk bahan bakar bioetanol," kata Sabariyno kepada KompasTravel saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

Sejak dulu, menurut Sabariyono, produksi alkohol di Desa Bekonang berawal dari zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1940-an. Awal mula pembuatan di Desa Bekonang adalah untuk minuman ciu berkadar 35 persen. 

"Itu yang diproduksi oleh penduduk secara sembunyi-sembunyi karena dulu kan dalam pemerintahan penjajahan sebelum Indonesia merdeka. Kalau orang pribumi kan dilarang karen takutnya Indonesia maju. Itu maunya penjajah, supaya gampang dijajah," tuturnya sambil tersenyum.

Sebagai sebuah sentra industri berbasis rumah tangga, Bekonang punya potensi sebagai obyek wisata. Di sana wisatawan bisa melihat proses pembuatan alkohol dengan kategori penggunaan untuk medis.

"Biasanya alkohol dikirim ke rumah sakit, puskesmas, dan juga bahan-bahan kosmetik," pungkasnya.

Di sana, wisatawan bisa melihat proses pembuatan alkohol yang terbilang masih tradisional. Proses turun temurun yang masih terlihat jelas di dapur rumah-rumah warga Bekonang.

Menyesap bau tetes tebu, mendengar suara gelembung air dalam pipa destilasi, serta melihat pekerja mengolah hasil fermentasi. Walau terkesan kumuh di dapur pembuatan, ilmu pembuatan alkohol berbasis tradisional masih bisa terlihat.

"Orang tua zaman dulu itu hanya tahu saja. Kan dulu ilmu sekolah belum ada. Mereka hanya coba-coba. Kalau tetes tebu itu bisa dicampur mikroba. Bakteri itu kan butuh makan. Nah kemudian makan sisa-sisa gula. Nah pas dicium, air tebunya kok senga, nah baunya nyegrak. Dulu digodok pake gentong," ungkap Sabariyono sambil tertawa.

Kini, industri alkohol Bekonang masih terus berjalan. Bahkan, kini produk tetes tebu Bekonang berevolusi menjadi pupuk cair dan bioetanol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com