Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Se-Indonesia Belajar Tari Gandrung ke Maestro Tari Banyuwangi

Kompas.com - 01/08/2016, 05:02 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 15 pelajar dari seluruh Indonesia belajar tari Gandrung pada maestro tari asal Banyuwangi, Temu Misti di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi pada 18-29 Juli 2016.

Mereka bukan hanya belajar menari, tetapi juga mengikuti setiap tahapan sebelum menjadi penari Gandrung. Ke 15 pelajar tersebut berasal dari Karanggede, Bandung, Semarang, Bangka Belitung, Lampung, Payakumbuh, Gorontalo, Mendoyo, Kupang, Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Brebes.

Mereka mendaftar secara online pada Kegiatan Belajar bersama Maestro di Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. "Dalam program tersebut ada 10 maestro se Indonesia dan salah satunya adalah Mbok Temu Misti di Banyuwangi maestro Tari Gandrung," jelas Aekanu, pendamping kelompok selama di Banyuwangi kepada KompasTravel, Kamis (28/7/2016).

Bukan hanya menari, para pelajar tersebut juga belajar vokal syair Podho Nonton yang dinyanyikan saat menari Gandrung, make up Gandrung, serta filosofi kostum Gandrung dan sejarah Gandrung.

"Mereka juga mengikuti tahapan tahapan sebelum menjadi penari Gandrung mulai dari ziarah ke makam tetua masyarakat sini sampai acara terakhir yaitu meras gandrung yaitu mereka menari dan tampil pertama kali di depan penonton," jelasnya.

Dalam waktu lebih dari sepekan, mereka belajar tentang Gandrung minimal 10 jam per hari. "Setelah belajar, mereka tampil menari bersama Mbok Temu di Yogyakarta," jelasnya.

Sementara itu Ni Sekar Putu asal Mendoyo, Bali kepada KompasTravel mengaku senang bisa belajar menari Gandrung. Menurutnya tidak ada kesulitan saat belajar menari hanya saja saat melatih vokal dia harus mengikuti cengkok penari Gandrung. "Pengalaman yang luar biasa bisa belajar menari Gandrung langsung dari maestro," katanya.

Apalagi menurut siswa SMA tersebut, Mak Temu adalah pribadi yang ramah. "Untuk sekelas maestro tari, Mak Temu hidup sangat sederhana," ujarnya.

Temu Misti adalah salah satu penari Gandrung yang sering tampil di pentas tari nasional dan internasional. Dia beberapa kali tampil di luar negeri menarikan tarian Gandrung. Perempuan kelahiran 20 April 1953 pernah dianugerahi penghargaan Kartini Indi Women Award 2013 atas kegetolannnya melestarikan tarian khas Banyuwangi. Tahun 1980, suara emas Temu direkam Smithsonian Folkways, Amerika Serikat, milik Philip Yampolsky.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Penari Gandrung asal Jakarta, Bali dan Semarang saat acara 'meras gandrung' di Desa Kemiren Banyuwangi, Jawa Timur. Sebanyak 15 pelajar dari seluruh Indonesia belajar tari Gandrung pada maestro tari asal Banyuwangi, Temu Misti, 18-29 Juli 2016.
Dalam album Songs Before Dawn yang dirilis 1991, Temu menyanyi 11 lagu gandrung, antara lain, Delimoan, Chandra Dewi, dan Seblang Lokento.

Kepada KompasTravel, Temu Misti mengaku senang bisa melatih para pelajar tersebut mulai dari gerakan dan menyanyi gending Gandrung. Setiap pagi, 15 pelajar tersebut datang dan pulang pada sore hari.

Untuk kegiatan tersebut, ia harus merehab bagian depan rumahnya agar anak-anak bisa belajar nari dengan nyaman.

"Sudah jarang manggung buat nari tapi ya paling nyanyi pas ada hajatan. Kalau ada yang datang ke sini buat belajar nari ya saya terima. Tapi ini karena yang latihan banyak jadi depan rumah saya rehab buat anak-anak belajar tempat manggung juga," jelas Temu Misti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com