Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Lengkap Melihat Lukisan Istana Negara di Galeri Nasional

Kompas.com - 02/08/2016, 22:10 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat 28 lukisan koleksi Istana Negara dalam pameran "Goresan Juang Kemerdekaan : Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia". Pameran yang diselenggarakan mulai 2-30 Agustus 2016 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat ini buka setiap hari dari pukul 09.00-20.00 WIB.

Kabar baiknya, Anda tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Pameran ini gratis untuk umum. Namun, ada baiknya pengunjung memerhatikan beberapa hal berikut. Baik dari aturan, sampai cara menikmati lukisan dengan teknologi terbaru.

1. Angkutan umum ke Galeri Nasional

Anda dapat menaiki angkutan umum TransJakarta dan berhenti di Halte Stasiun Gambir. Gedung Galeri Nasional berada persis di seberang Stasiun Gambir.

2. Aturan masuk pameran

Meski tak dipungut biaya, panitia pameran Goresan Juang Kemerdekaan memberlakukan peraturan yang cukup ketat. Anda dilarang memotret lukisan secara close up dan menggunakan lampu kamera guna menghindari plagiarisme, dilarang membawa tongsis ataupun benda tajam lainnya yang dikhawatirkan dapat merusak lukisan, serta dilarang membawa makanan atau minuman ke dalam ruang pamer.

3. Jalur pameran

Pameran Goresan Juang Kemerdekaan terbagi dalam tiga sub tema. Tema pertama adalah potret tokoh penting perjuangan kemerdekaan Indonesia yang akan didapati pengunjung saat pertama memsakuki ruang pameran.

Di ruangan ini Anda dapat melihat lukisan potret "Pangeran Diponegoro Memimpin Perang" karya Basoeki Abdullah, :H.O.S Tjokroaminoto" karya Affandi, "Potret Jendral Sudirman" karya Gambiranon Suhardi, dan lukisan-lukisan lainnya.

Berjalan agak ke depan, pengunjung akan memasuki ruang dengan tema kondisi sosial masyarakat masa revolusi. Di ruangan ini Anda dapat menyaksikan lukisan yang sarat akan kritik sosial dan menggambarkan kepedihan masa revolusi Indonesia.

Beberapa lukisan seperti "Awan Berarak Jalan Bersimpang" dan "Biografi II di Malioboro" karya Harijadi Sumadidjaja, "Di Depan Kelambu Terbuka" karya S Sudjojono, juga lukisan berjudul "Rini" karya Soekarno.

Kompas.com/Silvita Agmasari Kurator Mikke Santoso sedang menjelaskan lukisan karya S. Sudjojono dengan judul Kawan Kawan Revolusi.

Masuklah ke ruangan pamer selanjutnya, Anda akan menemukan lukisan-lukisan dengan tema Kenusantaraan. Lukisan-lukisan di sini melambangkan kekayaan sumber daya manusia dan alam Indonesia seperti lukisan "Margasatwa dan Puspita Nusantara" karya Lee Man Fong.

Usai tiga ruangan tersebut, Anda akan mendapati pameran foto 71 tahun kemerdekaan Indonesia yang tak memiliki penjelasan. Panitia membebaskan pengunjung untuk menafsirkan arti foto-foto tersebut. Ruangan lainnya adalah ruang timeline sejarah tentang lukisan koleksi Istana Negara. 

4. Manfaatkan pemandu

Di dalam ruang pameran terdapat delapan orang pemandu yang siap menjelaskan beragam infomasi seputar lukisan. Jangan malu bertanya karena semua lukisan yang dipajang memiliki kisah yang menarik. Ada pula tur dari kurator pameran yang berlangsung tiap hari Minggu, pukul 10.00 WIB dan 13.00 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com