Salah seorang mahasiswa, Sadlul, dari jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Universitas Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh, menyebutkan tidak ada perpustakaan yang lengkap menyimpan koleksi sejarah Aceh tempo dulu.
“Perpustakaan wilayah juga tidak lengkap. Sehingga, sangat sulit kita menghimpun bahan sejarah. Jika pun kami menulis skripsi tentang sejarah, itu sebagian besar berasal dari hasil wawancara datanya,” sebut Sadlul.
Sayangnya, menurut Sadlul, pelaku sejarah tempo dulu sebagian besar telah meninggal dunia. Sehingga, sangat sulit mendapatkan sumber yang layak dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah dan penelitian.
“Semoga ke depan, Pemerintah Aceh membuat koleksi sejarah masa lalu dengan lebih rapi dan mudah diakses secara digital,” tambah Sadlul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.