Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Wisata Kuliner dan Wisata Gastronomi?

Kompas.com - 23/09/2016, 14:35 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wisata kuliner, ajang menjajal kuliner khas setempat tentu sudah hal biasa dan banyak di antara Anda yang hobi melakukan hal tersebut. Namun pernahkah Anda mendengar wisata gastronomi?

Wisata gastronomi memang terdengar asing di Indonesia. Istilah wisata gastronomi memang lebih bergaung di luar negeri dibanding dalam negeri.

Namun jika diartikan, menurut Hall dan Shraples (2003) sebagaimana yang dirangkum oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), wisata gastronomi adalah sebuah perjalanan yang berhubungan dengan makanan ke suatu daerah dengan tujuan rekreasi.

Termasuk berkunjung ke penghasil makanan utama dan kedua, acara festival makanan, pasar petani, acara memasak dan demonstrasi, serta mencicipi produk makanan berkualitas dan aktivitas pariwisata yang berhubungan dengan makanan. 

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Wisatawan AS membuat kue cucur dan pisang goreng di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/8/2016).
Dengan kata lain, wisata makanan tersebut memberi pengalaman, hasil dari proses belajar budaya yang berbeda. Kuliner bukan lagi sebagai sesuatu yang dikonsumsi melainkan menjadi sifat atau atribut yang berhubungan dengan produk pariwista.

Dosen mata kuliah Gastronomi Food di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Zayyini Nahdlah memberi contoh dari wisata gastronomi agar Anda dapat memahami dengan lebih mudah.

"Misal berkunjung ke sawah kemudian belajar menanam padi dan memancing ikan yang ada di kolam. Selesai dari sana, belajar memasak dengan cara orang lokal. Misal memasak di tungku dengan peralatan tradisional, dan makan bersama-sama dengan cara orang lokal. Kemudian saat makan ada chef yang menjelaskan mengenai alasan makanan yang disantap lebih sehat serta budaya makan setempat," kata Zayyini. 

Menurut Zayyini, orang Indonesia, khususnya di daerah sebenarnya telah melakukan proses terkait wisata gastronomi tersebut. Sayangnya masih banyak yang belum tersampaikan, seperti penjelasan akan filosofi makanan. "Kita sudah punya itu, tapi belum sadar dan belum mengemas itu sebagai gastronomi. Kalau dikemas, bisa dijual dan orang paham," katanya.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi wisatawan saat mengunjungi pasar tradisional di Pasar Ubud, Gianyar, Bali beberapa waktu lalu.
Padahal, lanjut Zayyini, wisata gastronomi sebenarnya sangat berkaitan erat dengan dunia pariwisata dan tentunya dapat mendatangkan rezeki bagi para pelaku wisata.

"Gastronomi tak hanya berkaitan dengan menikmati makanan saja. Apalagi orang sekarang ingin diet hidup sehat. Makanya orang Eropa mencari wisata gastronomi bukan wisata kuliner karena mereka tahu asal usul makannya," tambah Zayyini.

*****

KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.

Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Catat, 6 Tips "Selfie" Saat Liburan ala "Take Me Anywhere 2"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com