Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keren, Ada "Stupa" di Bawah Laut Gugus Derawan

Kompas.com - 25/09/2016, 16:44 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

TANJUNG BATU, KOMPAS.com - Ada stupa-stupa mini di sejumlah titik di dasar laut di sekitar Pulau Rabu Rabu, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Setidaknya 19 stupa di sebelah barat dari Rabu Rabu dan 28 di selatan.

Pulau Rabu Rabu sendiri berada di antara Kampung Tanjung Batu dan Pulau Panjang. Bentuk stupa memang sederhana. Seperti stupa di Candi Borobudur pada umumnya, lengkap dengan lubang-lubang.

Stupa dibentuk dari perpaduan koral, pasir, dan semen. Bobotnya besar, biasanya perlu empat pria dewasa untuk menggeser satu stupa saja. Stupa juga disebut sebagai reef dome, karena bentuknya seperti kubah atau doom.

Stupa yang di dasar laut di sekitaran Rabu Rabu masing-masing titik terdiri dari tujuh stupa ukuran tinggi 70 centimeter, diameter bawah 65 cm, dan diameter bagian atas 30 cm. Stupa dibentuk dengan sengaja sebagai karang buatan untuk tujuan restorasi terumbu karang di perairan Derawan.

"Dirancang sebagai wahana bawah air untuk penelitian, pendidikan, hingga urusan pariwisata," kata Abdul Gofur dari Yayasan Nusa Bahari.

Stupa ini dikerjakan para pecinta bawah air yang tergabung dalam Nusa Bahari. Mereka ini memiliki semangat memperbaiki ekosistem bawah laut. Pabrik pencetak stupa sendiri meminjam halaman mess karyawan yang berdiri di atas air di samping dermaga Tanjung Batu.

Nusa Bahari menggandeng perusahaan tambang batu bara PT Berau Coal untuk memuluskan pekerjaan mereka ini. Perairan Rabu Rabu sebagai tempat meletakkan karang buatan berada hanya 30 menit dari Tanjung Batu dengan menggunakan speedboat.

Bandingkan dengan jarak 60 menit dari Tanjung Batu ke Derawan, 90 menit ke Kakaban atau Maratua. Rabu Rabu dipilih sebagai awal gerakan Nusa Bahari lantaran terumbu dan ikan-ikan di sana sebab tak kalah dari pulau-pulau lain di sekeliling Derawan.

Namun sayangnya terumbu karang mengalami kerusakan akibat nelayan menangkap ikan. Gofur mengatakan nelayan menangkap ikan dengan menggunakan bom.

“Dulu hampir setiap hari ada saja nelayan yang melakukan penangkapan ikan di pulau itu. Dulu bom kadang sampai terdengar,” kata Gofur.

KOMPAS.com/Dani J Sudah 47 stupa yang dilepaskan ke dalam laut. Semua masih di sekitaran pulau Rabu Rabu.
Nusa Bahari berupaya mengembalikan keindahan bawah air itu. Karang buatan pun jadi solusi. Aksi meletakkan karang buatan itu sejatinya sudah berlangsung sejak Juli 2016 lalu dan akan terus dilakukan di waktu-waktu ke depan.

Saat pelepasan karang pertama, puluhan stupa dibawa dengan longboat. Kemudian stupa diturunkan ke beberapa titik dalam air, dengan hati-hati, penuh perhitungan, dan dekat terumbu karang yang masih alami.

"Lubang-lubang menjadi tempat bermain ikan. Lama-lama muncul terumbu, menarik ikan. Pada saatnya nanti laut Rabu Rabu jadi kembali indah dan semakin dikenal wisatawan yang ingin menyelam di sana," kata Gofur.

Harapannya, Rabu Rabu juga bisa dijual seiring tenarnya Pulau Derawan. Kecamatan Derawan, lokasi Rabu Rabu, memang terus menjadi pesona. Gugus pulau di sana dan keindahan bawah laut merupakan tempat bagus untuk diselami ataupun snorkeling saja.

Perairan Derawan tak pernah sepi dari wisatawan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Berau mencatat 190 wisatawan manca negara dan 5.130 wisatawan dalam negeri bertandang ke Derawan sepanjang tahun 2016 ini. Derawan kemudian menjadi pusat tinggal wisatawan sebelum menjangkau ke Sangalaki, Kakaban, dan Maratua.

***

KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.

Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Gratis Liburan Seru di Yogyakarta, Mau?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com