Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gencar Promosikan Kuliner di Australia, Indonesia Gaet Koki Asing

Kompas.com - 27/09/2016, 19:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

PERTH, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah gencar menggenjot promosi pariwisata. Kuliner menjadi salah satu sektor yang dipandang menjanjikan untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Sebut saja Australia yang dianggap sebagai salah satu negara yang paling prospektif untuk dijadikan destinasi promosi kuliner Indonesia.

Kepala Bidang Festival dan Promosi Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Adella Raung menuturkan, beberapa negara lain yang juga menjadi sasaran promosi utama adalah Tiongkok, Korea, Jepang, hingga India.

"Kami menjembatani untuk promosi wisata. Begitu dia (turis) mencicipi rendang, misalnya. Dan menilainya enak, dia akan datang ke Padang untuk merasakan originalnya," kata Adella saat berbincang di Perth, Australia, Senin (26/9/2016).

Pada Minggu, (25/9/2016), Easy Event Perth didukung Kementerian Pariwisata RI menggelar Indonesian Culinary and Promotion Wonderful Indonesia di Geraldton, Australia Barat. Agenda promosi kuliner tersebut bukan pertama kalinya, melainkan sudah digelar beberapa kali di negeri Kangguru.

Adella menjelaskan Australia menjadi negara utama kedua promosi pariwisata Indonesia. Secara geografis, letak Australia tak jauh dari Indonesia, sehingga sangat prospektif untuk menarik wisatawan. Promosi kuliner pun digencarkan. Sebab, lanjutnya, kuliner Indonesia digemari di negara tersebut namun belum ada yang representatif.

Padahal, Adella menilai kuliner Indonesia sangat beragam. Adapun jenis-jenis masakan Indonesia yang paling digemari di Australia, di antaranya sate, nasi goreng, dan mie goreng. Namun, masakan dari daerah-daerah lain perlahan juga dikenalkan. Respon yang didapatkan pun positif.

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Suasana Indonesian Culinary and Promotion Wonderful Indonesia di Geraldton, Australia Barat, Minggu (25/9/2016).
"Kami kenalkan juga yang lain. Laksa Bandung, misalnya, Kolak Pisang, Lumpia juga. Mereka rata-rata suka karena tasty. Sampai ada yang memesan," tutur Adella.

Tak tanggung-tanggung, juru masak asing juga digaet untuk memasak masakan Indonesia. Sementara itu, Owner Event Organizer Easy Event Perth, Ratna Hartoyo sebagai pelaksana acara mengatakan pihaknya juga mengadakan fine dining untuk mempromosikan kuliner Indonesia dengan konsep moving restaurant.

Para chef asing "dipaksa" mempelajari cara membuat masakan Indonesia. Salah satu tujuannya adalah agar masakan Indonesia yang dipromosikan bisa sesuai dengan selera masyarakat Australia. Tentunya tanpa menghilangkan cita rasa asli masakan Indonesia yang dibuat.

"Kalau yang di (hotel) bintang lima, kami sudah ada enam chef. Ada dari Jerman dan dari Australia sendiri. Mereka mau menyiapkan masakan Indonesia. Rasanya persis dan hasilnya dipuji," kata Ratna.

Indonesia sendiri pada 2016 menargetkan kedatangan turis mancanegara sebanyak 12 juta orang. Berbagai strategi promosi digencarkan. Misalnya dengan menetapkan pembangunan infrastruktur di 10 destinasi prioritas, seperti pembangunan bandara, menambah landas pacu bandara, merenovasi terminal penumpang, hibgga membangun marina.

Adapun 10 daerah yang ditetapkan sebagai destinasi prioritas adalab Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Mandalika (Lombok Selatan), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara), Pulau Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).

"Program prioritas artinya akan membangun 'Bali' lainnya. Wisatawan selama ini kan maunya ke Bali. Takutnya Bali over-capacity. Padahal Indonesia luas, sangat banyak yang cantik-cantik," tutur Adella lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com