Menurut Topa, masyarakat Bunaken menjadi penonton setia manakala melihat ratusan turis Tiongkok menyelam di daerahnya setiap hari. Para turis Tiongkok ketika tiba di Bunaken sudah lengkap mengenakan peralatan selam.
Ketika turis Tiongkok makan siang, jatah itu juga sudah diambil pengusaha dari Manado. ”Sungguh masyarakat tidak dapat apa-apa dari aktivitas turis Tiongkok. Para turis Tiongkok makan makanan yang sudah dipesan. Berbeda dengan turis lokal yang makan di warung milik warga Bunaken,” katanya.
Mereka juga menyewa lebih dari 20 perahu motor jenis katamaran di Manado. Harga sewa perahu motor pulang pergi Manado-Bunaken Rp 750.000, lebih murah ketimbang harga sewa perahu motor di Bunaken yang berkisar Rp 1 juta-Rp 1,3 juta.
Luther, instruktur selam di Bunaken, mengatakan, kedatangan turis Tiongkok bak durian runtuh bagi aktivis selam yang tergabung dalam kelompok diving di Manado dan Bunaken.
Menurut Luther, kedatangan turis Tiongkok mengubah pasar wisata ke Bunaken menjadi lebih murah. Selain murah, para pemandu selam dan snorkeling dapat beraktivitas dan meraih rupiah setiap hari.
Setiap bulan Luther mengaku mendapat upah lebih dari Rp 10 juta. Upah itu tiga kali lebih banyak daripada yang diterimanya selama ini.