Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga E-Paspor Lebih Mahal Dibanding Paspor Biasa?

Kompas.com - 20/11/2016, 09:05 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Paspor elektornik atau e-paspor mulai diperkenalkan pemerintah Indonesia pada 2013. Bentuk e-paspor sebenarnya hampir sama dengan paspor biasa. Perbedaan hanya terdapat pada chip yang terdapat pada e-paspor.

Untuk mendapatkan e-paspor, masyarakat mesti mengeluarkan biaya sebesar Rp 655.000. Biaya tersebut hampir dua kali lipat dari pembuatan paspor biasa yakni sebesar Rp 355.000.

Harga pembuatan e-paspor 48 halaman yakni Rp. 600.000. Sementara itu, Rp 55.000 adalah biaya jasa teknologi informasi pengambilan data biometrik pemohon e-paspor.

BACA JUGA: Apa Beda E-Paspor dan Paspor Biasa?

Mengapa pembuatan e-paspor lebih mahal daripada paspor biasa? Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Heru Santoso mengatakan perbedaan itu terjadi akibat penggunaan teknologi yang berbeda di e-paspor.

"E-paspor itu chip-nya yang buat mahal. Data itu kan disimpam di chip," jelas Heru saat dihubungi KompasTravel, Kamis (17/11/2016).

Chip yang dimaksud oleh Heru adalah pembeda paspor biasa dengan e-paspor. Chip tersebut terdapat di bagian depan buku paspor.

"Chip itu menyimpam data biometrik seperti scan sidik jari dan bentuk wajah pemegang e-paspor," tambah Heru.

BACA JUGA: Membuat E-Paspor, Proses 10 Menit, Antre 2 Jam

Ia mengatakan teknologi pembuatan chip untuk e-paspor tersebut difasilitasi oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Sementara Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, lanjutnya, hanya menyediakan dokumen blanko untuk pembuatan e-paspor.

"Penggunaan sistem pengambilan data biometrik itu yang kita harus bayar ke negara," ujarnya.

Data biometrik yang tersimpan dalam chip e-paspor merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO). E-paspor dengan standar tersebut telah digunakan di negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Inggris, Jepang, Selandia Baru, Swedia dan beberapa negara lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com