Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jolang, Tradisi Pengantin Using Banyuwangi yang Terlupakan

Kompas.com - 28/11/2016, 07:08 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Suara kembang api terdengar keras di Desa Olehsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/11/2016) sore, menandakan arak-arakan pengantin segera diberangkatkan keliling desa.

Berbeda dengan pengantin lainnya, pasangan Untung Junaidi (25) dan Silviana (20) tidak menaiki kereta kuda tapi dijolang atau ditandu.

Secara berhati-hati mereka naik ke tandu yang terbuat dari bambu serta dihiasi dengan kain batik Gajah Uling khas Banyuwangi.

Tandu tersebut kemudian diangkat oleh warga desa secara bergantian diarak keliling kampung.

(BACA: "Mantu Kucing", Ritual Minta Hujan Warga Grajagan Banyuwangi)

Mereka berangkat dari rumah kerabat tempat mereka berdandan menuju pelaminan di rumah pengantin pria dan menempuh jarak sekitar 2 kilometer keliling desa. Arak-arakan pengantin tersebut melibatkan banyak orang.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Tradisi jolang, pengantin Using Banyuwangi diarak keliling desa, Minggu (27/11/2016).
Dibagian depan adalah rekan-rekan pengantin yang membawa umbul-umbul dari dedaunan yang dihiasi dengan kain warna-warni serta kue-kue tradisional yang digantung.

Di belakangnya kelompok musik tetabuhan dan dilanjutkan dua tandu pengantin dengan posisi pengantin perempuan di bagian depan.

Mereka ditemani keluarga yang membawa perlengkapan rumah tangga, alat-alat dapur, polo gemantung (buah-buahan), bantal kloso (bantal dan tikar), kendi suwung, petek ngerem (ayam petelur) dan picis mupu (uang).

Arak-arakan tersebut ditutup dengan rombongan musik tradisional yang diikuti puluhan kerabat serta tetangga kedua mempelai.

Mengenakan pakaian bernuansa merah, Untung yang menggunakan kacamata hitam dan Silviana terus menebarkan senyum dan lambaian tangan kepada masyarakat yang memenuhi jalan desa.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Keluarga membawa bantal dan tikar saat mengarak pengantin dalam tradisi jolang di Desa Olehsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/11/2016).
Di setiap perempatan desa, rombongan paling depan berhenti dan bersorak sorai. "Surak... surak... surak... hoooooiiii....," teriak mereka diikuti oleh para warga.

Aling (34), kerabat pengantin kepada KompasTravel menuturkan jolang sudah jarang dilakukan oleh pengantin adat Using. Terakhir kali di Desa Olehsari, pengantin Jolang digelar pada 25 tahun yang lalu.

"Waktu itu Pak Lukman dan sekarang beliau sudah punya anak berusia 25 tahun dan hampir punya cucu," jelasnya.

Jolang atau tandu yang digunakan oleh pengantin dibuat sendiri oleh remaja Desa Olehsari dengan biaya pembuatan jolang ditanggung bersama rekan-rekan sang pengantin.

"Ini kan bentuk kekerabatan dan juga sarana silaturahmi yang sudah jarang ditemukan di daerah perkotaan," katanya.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Pengantin pria menggunakan kacamata hitam saat ditandu atau dijolang keliling Desa Olehsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/11/2016).
Setelah sampai di rumah pengantin, mereka dipertemukan kembali dengan upacara temu manten. "Kebiasaan di sini pengantin dipertemukan di pelaminan saat 'samar wulu' menjelang magrib dan lanjut dengan resepsi," kata Atiah, salah satu warga Olehsari.

Untuk hiburan, mempelai mengundang kesenian Burdah, seni musik yang menggunakan rebana besar selama semalam suntuk.

"Sengaja undang burdah karena sudah dijolang jadi sekalian untuk melestarikan tradisi khas masyarakat Using," kata Untung, pengantin pria kepada KompasTravel sambil tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com