Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Kembali "Bhinneka Tunggal Ika" di Devdan Show, Nusa Dua

Kompas.com - 24/12/2016, 12:23 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Saat Soekarno mencanangkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan negara, Sang Proklamator tahu betul betapa Indonesia adalah negeri yang kaya.

"Berbeda-beda tapi tetap satu"begitu kira-kira arti Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah simbol dari lapang dada dan toleransi, sesuatu yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini. Salah satu tempat untuk mengingat kembali filosofi tersebut adalah Nusa Dua, Bali.

Di kawasan tersebut terdapat teater Devdan Show, pertunjukan yang mengusung tema "Treasure of the Archipelago". Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ratusan suku namun semuanya bernaung di bawah kibaran bendera Merah Putih.

"Devdan berasal dari dua kata Sansekerta yakni deva dan dhana, yang artinya 'anugerah Tuhan'," tutur General Manager Devdan Show, Handari Himawan kepada KompasTravel di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.

Devdan Show adalah salah satu destinasi rekomendasi Google App. Selama tujuh hari mulai 18-25 Desember 2016, wisatawan bisa mengikuti kampanye #SelaluTauYangSeru dan mendapatkan aneka kejutan di tempat-tempat yang bekerja sama dengan Google Indonesia.

BACA JUGA: Yuk Ikutan, Kampanye 7 Hari #SelaluTauYangSeru di Bali

Devdan Show digelar empat kali dalam seminggu yakni pada Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu. Pertunjukan digelar pukul 19.30 Wita.

"Pertujukan ini menggambarkan betapa kaya negeri kita. Pulang dari sini, pengunjung akan merasa bangga dengan Indonesia," tutur Handari.

Tarian Daerah dan Atraksi

Ruangan teater terbagi menjadi empat kelas tempat duduk: VIP, kelas A, kelas B, dan kelas C. Usai saya menempati tempat duduk persis di bagian tengah teater, pertunjukan pun dimulai.

Kisah ini berawal dari dua anak kecil, satu perempuan dan satu laki-laki, yang tersesat di hutan belantara Bali. Mereka melihat sebuah gunung, kemudian mendaki ke bagian puncaknya. Di puncak tersebut terdapat peti harta karun yang berisi aneka jenis benda pusaka.

Benda pertama: udeng alias ikat kepala laki-laki khas Bali. Pertunjukan pun dimulai. Latar panggung berubah menjadi pedesaan khas Pulau Dewata. Tari Lesung dibawakan oleh sederet penari pria dan wanita, lengkap dengan alat penumbuk padi yang melambangkan rasa syukur atas berkat Tuhan atas hasil panen yang diberikan. 

DEVDAN SHOW Devdan berasal dari dua kata Sansekerta yakni deva dan dhana, yang artinya 'anugerah Tuhan'.
Pertunjukan dari Bali diakhiri oleh Tari Kecak, yang mengisahkan pertempuran antara Rama dengan Rahwana. Selanjutnya, dua anak kecil tersebut menemukan songket khas Sumatera.

Para penari, lengkap dengan perangkat tenun songket langsung memadati panggung. Pada adegan Sumatera, penonton juga disuguhi Tari Saman khas Aceh tepatnya dataran tinggi Gayo. Pertunjukan dilanjutkan dengan Tari Hujan dan atraksi Solo Aerial yang memesona.

Benda ketiga yang ditemukan dalam peti harta karun adalah keris. Salah satu benda khas masyarakat Jawa itu merupakan senjata yang digunakan sejak zaman kerajaan. Keris merupakan identitas budaya yang menyimbolkan status sosial, kejantanan, juga tingkat magis atau spiritual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com