Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menumbuhkan ”Cinta” di Taman Mangrove

Kompas.com - 22/02/2017, 20:42 WIB

LANGKAH kaki 35 siswa SMAN 07 Pontianak berderap menyusuri jembatan bambu di kawasan Mempawah Mangrove Park, Kalimantan Barat, Kamis (9/2/2017) siang.

Sambil berjalan, mata para siswa mengamati jajaran pohon mangrove di sisi kiri dan kanan yang memberikan keteduhan serta wawasan baru bagi mereka.

Setelah menyusuri jembatan bambu sekitar 200 meter, mereka berhenti di sebuah pondok berukuran 4 x 5 meter yang disebut sebagai pusat informasi mangrove.

Di pusat informasi mangrove, pihak pengelola mulai menjelaskan berbagai pengetahuan dasar terkait mangrove.

Salah satunya mengenai pentingnya mangrove selain untuk menahan abrasi pantai, juga menyediakan oksigen bagi manusia. Satu pohon mangrove bisa menghasilkan oksigen sekitar 1,9 kilogram.

(BACA: Wow, Seru dan Romantis Selfie di Hutan Mangrove Kulonprogo)

Siswa antusias bertanya kepada pengelola Mempawah Mangrove Park (MMP). Mereka menyimak penjelasan dengan saksama karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi. Para siswa yang berkunjung ke MMP itu merupakan kelompok pencinta alam SMAN 07 Pontianak.

Lima menit setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri jembatan bambu menuju pembibitan mangrove yang berjarak sekitar 300 meter dari pusat informasi mangrove.

Mereka dijelaskan mengenai tata cara pembibitan yang baik. Jika sewaktu-waktu ingin menanam mangrove di lingkungan masing-masing, mereka sudah tahu cara pembibitannya.

Saat matahari kian terik, siswa melanjutkan perjalanan ke rumah mangrove, sekitar 100 meter dari pusat pembibitan mangrove. Dalam pondokan berukuran sekitar 4 x 5 meter, mereka diberi penjelasan secara umum mengenai mangrove lebih detail lagi.

”Saya senang bisa berkunjung ke MMP karena ada wawasan baru yang saya dapat di sini. Selama ini saya tahunya mangrove sekadar tumbuhan di tepi pantai. Ternyata fungsinya sangat penting, terutama di daerah-daerah yang ancaman abrasinya besar seperti Mempawah,” ujar Maharani Ababil, siswa Kelas X SMAN 07 Pontianak.

(BACA: Sore-sore Menyusuri Hutan Mangrove di Karimunjawa)

Hal yang sama dikemukakan siswa lainnya, Jiyad Aryasa, siswa kelas XI IPS 3 SMAN 07 Pontianak. MMP merupakan kawasan yang menarik sebagai tempat belajar mengenai bagaimana mencintai lingkungan.

”Saya bisa melihat kondisi yang nyata. Kecintaan terhadap lingkungan pun kian tumbuh. Bayangkan, jika tidak ada kawasan MMP, mungkin abrasi akan semakin parah di sini,” kata Jiyad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com