BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Numaida, 45 tahun, jualan keripik dan kacang serba rasa kepiting dan cumi-cumi di dalam gang masuk ke Kampung Warna Warni Teluk Seribu di RT 3 Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ada juga kue ilat (lidah) sapi hingga kue apem ala Banjarmasin tanpa kelapa parut.
Harganya murah meriah. "Bahkan air mineral (600 ml) saja Rp 3.000," kata Numaida, Kamis (2/3/2017).
Ia mengharapkan dagangannya bertahan lama, seiring perkembangan kampung wisata mereka. "Penghidupan ekonomi keluarga akan ikut lebih membaik," katanya.
(BACA: Kampung Warna Warni Teluk Seribu, Obyek Wisata Baru di Balikpapan)
Hampir semua rumah di gang kecil di RT 3 ini memberanikan diri membuka warung jajanan, seperti Numaida, sejak kampung warna warni dan Teluk Seribu dicanangkan akan jadi destinasi wisata baru Balikpapan.
Kampung ini sekitar 20 kilometer dari pusat kota atau kira-kira 30 menit berkendara dengan mobil. Terbangun di tepi muara sungai besar dengan nama Sungai Manggar dan mudah ditemui karena dari kejauhan terlihat rumah-rumahnya semarak warna, saat melintas sebuah jembatan besar.
"Penghasilan rata-rata warga jauh di bawah upah minimum kota," kata Ketua RT 3, Mukhlis Sukarno.
Pemerintah Kota Balikpapan mendadak hadir ke sana menggandeng perusahan cat Avian Brand di awal Februari 2017.
Pemerintah datang dengan niat membangun wisata jalan-jalan menyusuri Sungai Manggar sambil menikmati lebatnya hutan mangrove di Teluk Seribu, sebuah kawasan di bagian muara.
"Karena di dalam sana mudah ditemui habitat asli, seperti monyet hingga bangau. Itu daya tarik wisata kita," kata Firdaus, Ketua Kelompok Sadar Wisata Teluk Seribu.
Karenanya kampung kumuh pun diubah jadi "pintu gerbang" wisata yang menarik. Rumah-rumahnya dipulas jadi semarak sejak satu bulan lalu. Pelukis profesional Balikpapan dilibatkan untuk menghidupkan suasana.
Pokdarwis juga mulai mewarnai dermaga dan kapal untuk meladeni permintaan wisata mangrove. Dermaga ini merupakan titik pemberangkatan kapal bila hendak ke mangrove.