Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Uji Keberanian Menaiki Gondola di Pantai Timang

Kompas.com - 20/05/2017, 11:09 WIB
Markus Yuwono

Penulis

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Mengunjungi Yogyakarta tidak akan lengkap jika tidak mengunjungi Kabupaten Gunungkidul.

Sebagai daerah yang belum lama mengembangkan potensi wisatanya, wilayah yang dulunya dikenal daerah kering ini menyuguhkan sensasi berwisata yang beragam dan unik.

Berbagai obyek wisata mulai dari pegunungan di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, sensasi cave tubing di Goa Pindul dan Kali Suci, hingga wisata pantai tersaji apik.

Untuk wisata pantai, tak hanya menawarkan pemandangan pantai dengan pasir putih, tetapi ada satu yang memacu adrenalin yakni menyeberangi pulau yang dipisah laut hanya dengan menggunakan kereta gondola bergantungan melalui tali yang ditarik tenaga manusia, di Pantai Timang, Desa Purwodadi, Tepus.

(BACA: Kedung Kandang, Air Terjun Tersembunyi di Gunungkidul)

Dengan lintasan sekitar 100 meter dari tebing pantai Timang menuju pulau Panjang, pengunjung akan naik gondola tradisional yang diikat menggunakan tali. Pengunjung akan merasakan sensasi melewati Samudera Hindia dan di bawahnya batuan karang.

Sesampainya di pulau Panjang pengunjung akan melihat hamparan luas Samudera Hindia pada sisi sebelah selatan dan gugusan pantai Gunungkidul.

Dengan biaya tiket sebesar Rp 150.000 untuk wisatawan lokal, sementara untuk wisatawan asing sebesar Rp 200.000, bisa menikmati sensasi gondola pantai Timang.

Salah seorang wisatawan, Wahyu Wibowo mengaku sempat takut karena berada di ketinggian dan hanya menggunakan tali. "Setelah merasakan ternyata seru, dan pengen lagi naik," katanya, Jumat (19/5/2017).

Salah seorang pengelola gondola pantai Timang, Wasiman, mengatakan jika tahun 1997 yang lalu awalnya gondola ini dibuat untuk mencari lobster yang banyak berada di pulau Panjang.

Bersama 6 orang temannya, Wasiman membuat gondola. Awalnya hanya 3 tali, namun saat ini sudah 9 tali tang digunakan untuk mengamankan gondola.

Gondola baru dimanfaatkan sebagai destinasi wisata sekitar tahun 2014. Sempat ada usulan untuk mengganti penariknya dari tenaga manusia menggunakan tenaga diesel. Namun ditolak karena ingin mempertahankan bentuk dan keamanan.

"Untuk kenyamanan dan keselamatan, tali tambang yang kita gunakan selalu kita ganti jika sudah usang," ujarnya.

Sebagian besar wisatawan yang berani mencoba gondola wisatawan luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan beberapa negara tetangga lainnya. Setiap hari rata-rata pengunjung 50 sampai 150 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com