Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sudah Tradisi di Banyumas, Buka Puasa Menyantap Keong

Kompas.com - 12/06/2017, 04:25 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pernah cicipi masakan kraca atau keong sawah? Coba deh mampir di Purwokerto Timur. Tempat ini cocok untuk buka puasa bersama keluarga.

Aroma rempah-rempah semerbak di ruang dapur warung milik Chamlani (57), di RT 2/6 Jalan Kauman Lama, Purwokerto Lor, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Istrinya, Kusnani baru saja mengentas keong dari wajan berdiameter sekitar 1 meter, lalu memindahkannya ke bakul besar.

(BACA: Jajanan untuk Berbuka, Cobalah Kue Clorot)

Di luar, sejumlah pelanggan sudah mengantre untuk membeli menu keong yang masih hangat.

Ramadhan adalah bulan paling sibuk bagi keluarganya lantaran pekerjaan bertambah. Mereka nyaris tak pernah istirahat demi meladeni permintaan penggemar keong yang melonjak tajam di bulan suci ini.

"Di Banyumas sudah jadi tradisi, saat puasa menyantap hidangan keong. Saya sampai kewalahan menuruti permintaan yang berlebih," katanya, Jumat (9/6/2017)

(BACA: Mau Menu Buka Puasa yang Beda? Cobalah Ceker Judes Mak Lintang)

Permintaan keong di bulan Ramadhan meningkat hingga 500 persen dibanding hari biasa.

TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI Aroma rempah-rempah semerbak di ruang dapur warung milik Chamlani (57) yang memasak keong di RT 2/6 Jalan Kauman Lama, Purwokerto Lor, Kecamatan Purwokerto Timur.
Jika hari biasa Chamlani hanya masak 15-25 kilogram keong, pada momentum Ramadhan ia mampu menghabiskan 100 kilogram keong masak.

Omset penjualannya pun meningkat tajam hingga Rp 5 juta per hari.

Pelanggan bisa menikmati keong itu dengan membayar Rp 40.000 per kilogram. Chamlani juga melayani pembelian per porsi keong dengan berat 3 ons seharga Rp 15.000.

Menurut Chamlani, permintaan keong meningkat pada bulan puasa hingga H+10 Lebaran atau musim mudik berakhir.

"Saat bulan puasa, kebanyakan pelanggan adalah masyarakat lokal. Namun saat libur lebaran tiba, pelanggan berganti kebanyakan orang luar kota atau wisatawan yang singgah di Purwokerto," katanya.

Chamlani memulai usaha tersebut sejak tahun 1995. Ia memanfaatkan bakat istrinya yang gemar dan pandai memasak keong.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com