Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tokyo di Museum Edo-Tokyo

Kompas.com - 19/06/2017, 07:10 WIB

Pengunjung museum dikenai tarif masuk 600 yen (Rp 72.000) untuk dewasa, 480 yen (Rp 57.600) untuk pelajar, dan 300 yen (Rp 36.000) untuk warga lanjut usia. Museum buka setiap hari pukul 09.30-17.30, dan hingga 19.30 pada hari Sabtu.

Bangunan museum ini terbilang unik, dibangun di atas empat pilar raksasa. Empat lantai pertama adalah ruang terbuka, lokasi penerima tamu, pameran semipermanen, dan toko cendera mata.

Adapun pameran permanen yang menceritakan sejarah Tokyo berada di lantai 5 dan 6. Di lobi lantai 6, pengunjung dapat meminta bantuan pemandu yang akan membantu menjelaskan koleksi pameran dalam delapan bahasa secara gratis.

Masa lalu Tokyo

Perjalanan menjelajahi masa lalu Tokyo ini dimulai dari lantai 6 saat pengunjung menyeberangi separuh bagian Nihonbashi atau Jembatan Jepang. Jembatan kayu ini dibangun dengan ukuran sesungguhnya, menyerupai jembatan yang didirikan di atas Sungai Sumida, pintu masuk dari timur ke kota Edo.

Di seberang jembatan, terpampang sejumlah maket yang secara detail menggambarkan bangunan dan kehidupan pada periode Edo. Ada maket yang menggambarkan lokasi pasar dan permukiman dengan lapangan terbuka di tengah setiap blok untuk tempat berkumpul.

Ada juga maket sebagian bangunan dari Kastil Edo, tempat tinggal Shogun Tokugawa Ieyasu dan para penerusnya, serta maket tempat tinggal Daimyo, tuan tanah atau pemimpin wilayah di bawah shogun.

Penjelajahan dilanjutkan di lantai 5 museum yang menampilkan model rumah kayu tempat tinggal warga di masa itu.

Terdapat juga delapan bagian lain yang menampilkan cara masyarakat berbagi informasi, perekonomian, budaya, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Edo.

Koleksi pameran di masa Edo ini diakhiri dengan model asli fasad teater kabuki Nakamura-za, tempat para pejabat dan rakyat biasa melepas lelah dengan menyaksikan pentas kabuki, pentas seni tari dan lagu tradisional Jepang.

Setelah melintas di bawah Nihonbashi, pengunjung memasuki era Tokyo, disambut dengan model asli gedung milik surat kabar Choya Shimbun.

Sejumlah maket dan model asli bangunan memperliihatkan perkembangan Tokyo setelah dinasti Shogun Tokugawa tumbang pada 1868 dan Jepang memasuki era Restorasi Meiji, merangkul revolusi industri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com