Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gali Potensi Wisata Calon Ibu Kota, Mapala UI Ekspedisi Panjat Tebing

Kompas.com - 05/07/2017, 16:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) akan melakukan ekspedisi panjat tebing di Puruk Sandukui, Desa Harowu, Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah pada 7-26 Agustus 2017.

Selain memanjat tebing, tim ekspedisi Mapala UI juga menggali potensi pariwisata di daerah yang disebut-sebut menjadi calon lokasi ibu kota negara Indonesia yang baru.

Bertolak dari Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat Tim, Mapala UI akan tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya pada tanggal 7 Agustus 2017.

Setibanya di sana, 7 orang angggota aktif Mapala UI yang tergabung dalam tim akan dipecah menjadi dua, yaitu tim pemanjatan Puruk Sandukui dan Tim Eksplorasi Suku Ot Danum.

(BACA: Jika Ibu Kota Jadi Pindah, Kuliner Palangkaraya Ini Semakin Mendunia)

Pemanjatan yang dilakukan dengan teknik Himalayan ini dimulai pada 10 Agustus, tiga hari dari tanggal keberangkatan. Puncak acara pemanjatan adalah pada tanggal 17 Agustus.

(BACA: Tugu Soekarno, Saksi Bisu Wacana Pindahnya Ibu Kota ke Palangkaraya)

Mengambil momentum Hari Kemerdekaan, tim akan melakukan upacara bendera di puncak tebing yang belum pernah dijamah tersebut.

"Kami melihat Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibu kotanya Palangkaraya memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Kekayaan alam dan budaya seperti hutan, sungai, tebing, dan beragam Suku Dayak bisa menjadi daya tarik wisata calon ibu kota negara ke depan. Pecinta alam memang perlu bergiat bukan sekadar untuk mengejar prestasi kelompok saja, tapi juga melakukan kegiatan yang dapat berdampak positif bagi masyarakat. Semoga kegiatan ini bisa diterima menjadi masukan yang baik untuk pengembangan pariwisata Kalimantan Tengah," ujar Yohanes Poda Sintong, selaku Ketua Mapala UI 2017 dalam keterangan pers kepada KompasTravel, Rabu (5/7/2017).

Yohanes menjelaskan, ekspedisi panjat tebing ini diharapkan dapat memberi dukungan terhadap pemerintahan daerah setempat dalam mempromosikan Kalimantan Tengah. "Target utama dari ekspedisi ini, yaitu menjadi tim pemanjat pertama yang berhasil mencapai puncak tebing tersebut," lanjut Yohanes.

Suku Ot Danum adalah salah satu dari ratusan Suku Dayak yang berada di Pulau Kalimantan. Suku ini bermukim di beberapa tempat di Kalimantan, salah satunya yaitu di dekat tebing tujuan ekspedisi ini, tepatnya di Desa Hatung, Kabupaten Gunung Mas.

Suku Dayak Ot Danum memiliki kaitan budaya yang erat dengan Puruk Sandukui. Dalam bahasa lokal, arti kata 'Puruk' sendiri berarti tebing, sedangkan 'Sandukui' berarti tambatan yang dipercayai merupakan tambatan bahtera Nabi Nuh dulu kala.

GREGORIUS BENHARD PRAGA Permukaan tebing Puruk Sandukui, Desa Harowu, Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah dilihat dari 70 meter dari kaki tebing sisi timur laut. Dapat terlihat beberapa jalur potensial untuk pemanjatan.
Tebing yang ketinggian pastinya belum diketahui ini berada di kawasan tambang emas, Pegunungan Muller. Tebing ini dapat menjadi tambahan ciri khas daerah Kalteng karena bentuknya yang unik, yaitu seperti jari telunjuk yang menonjol sendiri di antara hutan belantara.

Sebelumnya, wacana pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya pertama kali digagas Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dan dimunculkan kembali oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Wacana tersebut muncul lantaran pembangunan di Pulau Jawa lebih tinggi daripada di pulau lainnya di Indonesia. Jika hasil kajian menunjukkan Ibu Kota dipindahkan ke Palangkaraya, maka kantor pemerintahan saja yang dipindahkan ke sana.

Sementara, Jakarta akan menjadi pusat bisnis serta keuangan. Di Kota Palangkaraya, akan dibangun Kantor Presiden serta kantor kementerian. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com