Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Mahal, Pemerintah Didorong Terapkan "Open Sky"

Kompas.com - 03/06/2019, 10:08 WIB
Rifqi Aufal Sutisna,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pihaknya menduga tingginya harga tiket disebabkan karena kurangnya persaingan maskapai di Indonesia.

Pihaknya pun pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka kerja sama penerbangan open sky dengan maskapai asing agar melebarkan ekspansi ke Indonesia.

"Kami pernah mengusulkan ke pemerintah agar membuka pintu masuk regional airlines ke Indonesia untuk menambah rute domestik. Bisa saja itu Jetstar, AirAsia, dan lainnya. Jadi ini tentu saja kabar yang sangat menggembirakan," kata Hariyadi di Jakarta,  Jumat (01/06/2019).

Hariyadi menilai, harga tiket pesawat untuk saat ini masih terlalu mahal sehingga dunia usaha, pariwisata, terutama untuk jasa travel dan penginapan terkena dampaknya.

Baca juga: Mepet Pesan Tiket Pesawat Mudik, Ini Tipsnya

Saat ini, industri penerbangan tanah air dikuasai oleh dua maskapai besar, yakni Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group.

Haryadi mengatakan, kondisi pasar duopoli itu memunculkan persaingan harga yang kurang sehat dalam suatu industri.

"Justru, pemain lain bisa saja melakukan kenaikan harga juga, meski tidak setinggi pemain sebelumnya. Hal ini lantaran pemain itu melihat ada peluang untuk tetap mendapat keuntungan dalam persaingan yang pasarnya dikuasai oleh dua pemain saja. Masyarakat jadi tidak ada pilihan," ujarnya.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Pegipegi Catat Peningkatan Penjualan Tiga Kali Lipat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mewacanakan akan menerapkan sistem open sky dengan cara mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia.

Presiden Jokowi juga mengakui pemerintah telah berupaya menurunkan harga tiket pesawat dengan menempuh beberapa langkah seperti menurunkan Tarif Batas Atas (TBA) dan menaikkan Tarif Batas Bawah (TBB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com